Scabies
Disusun
untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi Penyakit Menular
Oleh
:
1. RYAN
KOKO
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
DAFTAR
ISI
A. Definisi
Scabies
B. Epidemiologi
Scabies
C. Penularan
atau Transmisi Scabies
D. Faktor
Resiko Scabies
E. Klasifikasi
Scabies
F. Etiologi
Scabies
G. Gejala
dan Tanda Scabies
H. Pathogenesis
Scabies
I. Diagnosis
Scabies
J. Diagnosis
Banding Scabies
K. Penatalaksanaan
Scabies
L. Pengobatan
Scabies
M. Pencegahan
Scabies
N. Prognosis
Scabies
A.
Definisi
Scabies
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh
infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes
scabiei varian hominis dan produknya. (Handoko, R, 2001)
Scabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh
tungau (mite) Sarcoptes scabiei yang
termasuk dalam kelas Arachnida. Tungau ini berukuran sangat kecil dan hanya
bisa dilihat dengan mikroskop.
Penyakit ini merupakan infeksi pada kulit yang
disebabkan oleh kutu, penetrasi pada kulit terlihat jelas berbentuk papula,
vesikel atau berupa saluran kecil berjejer, berisi kutu dan telurnya. Jika
dapat terjadi komplikasi dengan kuman β hemolytic
streptococcus bisa terjadi glomerulonephritis akut.
Penyakit scabies juga sering disebut dengan kutu
badan. Penyakit ini tergolong penyakit yang mudah menular dari manusia ke
manusia, hewan ke manusia, dan manusia ke hewan.
Scabies merupakan penyakit yang menyebabkan rasa
gatal pada kulit seperti sela-sela jari, siku, dan perut bagian bawah. Scabies
juga identik dengan penyakit anak pondok atau asrama. Bukan bermaksud
mendiskriminasikan pondok atau asrama tetapi, melihat kondisi pondok atau
asrama yang kebanyakan kondisi kebersihannya kurang terjaga, sanitasi yang
buruk, kurang gizi, dan kondisi ruangan yang terlalu lembab karena kurang
mendapat sinar matahari. Penyakit scabies ini menular dengan cepat pada suatu
komunitas yang tinggal bersama sehingga dalam tindakan pengobatannya harus
dilakukan dengan cepat dan secara menyeluruh individu dan lingkungan yang terserang
scabies. Dilakukan tindakan seperti itu, karena apabila pengobatan hanya
dilakukan secara individual maka akan mudah tertular kembali penyakit scabies.
B.
Epidemiologi
Scabies
Scabies ditemukan hampir di seluruh Negara dengan
prevalensi yang bervariasi. Di beberapa Negara yang sedang berkembang,
prevalensi scabies sekitar 6% - 27% populasi umum dan cenderung tinggi pada
anak-anak serta remaja.
Ada dugaan bahwa setiap siklus 30 tahun terjadi
epidemi scabies. Banyak faktor yang menunjang perkembangan penyakit ini antara
lain sosial ekonomi yang rendah, hygiene yang buruk, hubungan seksual yang
bersifat promiskuitas atau sering bergonta-ganti pasangan, kesalahan diagnosis,
dan perkembangan demografi serta ekologi. Selain itu, mudahnya penyakit ini
menular dari manusia ke manusia, hewan ke manusia, dan menusia ke hewan melalui
berbagai cara penularan.
Kejadian wabah disebabkan oleh buruknya sanitasi
lingkungan karena peperangan, pengungsian dan krisis ekonomi. Penyebaran
scabies di Amerika Serikat dan Eropa yang terjadi ternyata terjadi pada situasi
normal yaitu tanpa peperangan, tanpa krisis, menyerang masyarakat di semua tingkat
sosial tanpa melihat usia, jenis kelamin, ras atau status kesehatan seseorang.
Scabies endemis di sebagian besar negara berkembang.
C.
Penularan
atau Transimisi Scabies
Secara umum, cara penularan scabies dibagi menjadi 2
yang didalamnya dapat dibagi-bagi lagi, yaitu:
a.
Penularan kontak langsung yaitu:
penularan yang terjadi akibat kontak langsung antara penderita scabies dengan
orang sehat seperti melalui: hubungan seksual antara penderita dengan orang
sehat, kontak dengan hewan pembawa tungau seperti anjing, babi, kambing, dan
biri-biri, dan faktor fasilitas umum yang dipakai secara bersama-sama dengan
lingkungan padat penduduk, tidur bersama, dan berjabat tangan.
b.
Penularan tanpa kontak langsung yaitu:
penularan yang terjadi melalui kontak tidak langsung antara penderita dengan
orang sehat seperti: penggunaan handuk secara bergantian, penggunaan pakaian
dan tempat tidur, sprei, dan bantal secara bersamaan.
Penularan scabies biasanya melalui Sarcoptes scabiei betina yang sudah
dibuahi atau kadang-kadang oleh bentuk larva. Dikenal pula Sarcoptes scabiei var. animalis yang kadang-kadang menulari
manusia, terutama pada mereka yang banyak memelihara binatang peliharaan
misalnya anjing.
Akan tetap menular kecuali kutu dan telur sudah
dihancurkan dengan pengobatan, biasanya setelah dilakukan 1 atau 2 kali
pengobatan dalam seminggu.
D.
Faktor
Resiko Scabies
Faktor resiko scabies adalah:
a. Sistem
imun tubuh
Semakin
rendah imunitas seseorang maka, akan semakin besar kemungkinan orang tersebut
untuk terjangkit atau tertular penyakit scabies. Namun, diperkirakan terjadi
kekebalan setelah infeksi. Orang yang
pernah terinfeksi akan lebih tahan terhadap infeksi ulang walaupun tetap masih
bisa terkena infeksi dibandingkan mereka (orang-orang) yang sebelumnya belum
pernah terinfeksi scabies.
b. Lingkungan
dengan hygiene sanitasi yang kurang
Lingkungan
yang dimungkinkan sangat mudah terjangkiti scabies adalah lingkungan yng
lembab, terlalu padat, dan dengan sanitasi buruk.
c. Semua
kelompok umur
Semua
kelompok umur, baik itu anak-anak, reaja, dewasa, dan tua mempunyai resiko
untuk terjangkiti penyakit scabies.
d. Kemiskinan
e. Seksual
promiskuitas (berganti-ganti pasangan)
f. Diagnosis
yang salah
g. Demografi
h. Ekologi
i.
Derajat sensitasi individual
E.
Klasifikasi
Scabies
Penyakit scabies atipik memiliki beberapa jenis,
yaitu:
a. Scabies
pada orang bersih (scabies of cultivated)
Scabies
pada orang bersih ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit
jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan.
b. Scabies
inconigto
Scabies
inconigto biasanya muncul pada scabies yang diobati dengan kortikosteroid
sehingga gejala dan tanda klinis membaik tetapi, tungau tetap ada dan tetap
bisa terjadi penularan. Scabies inconigto sering sering juga menunjukkan gejala
klinis yang tidak biasa, lesi yang luas dan mirip penyakit lain.
c. Scabies
nodular
Pada
scabies nodular terdapat lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal. Nodus
biasanya terdapat di bagian tertutup, terutama pada genitalia laki-laki,
inguinal, dan aksila. Nodus ini timbul akibat reaksi hipersensitivitas terhadap
tungau scabies. Pada nodus yang berumur lebih dari 1 bulan tungau jarang
ditemukan. Nodus mungkin dapat menetap selama beberapa bulan sampai satu tahun
meskipun sudah diberi pengobatan anti scabies dan kortikosteroid.
d. Scabies
yang ditularkan melalui hewan
Seperti
di Amerika, sumber utama kejadian scabies biasanya ditularkan oleh hewan yaitu
anjing. Kelainan ini berbeda dengan scabies manusia yaitu tidak terdapat
terowongan, tidak menyerang sela jari dan genitalia eksterna. Lesi biasanya
terjadi di daerah dimana orang-orang sering kontak/memeluk binatang
kesayangannya, yaitu perut, dada, paha, dan lengan. Masa inkubasi lebih pendek
dan transmisi lebih mudah. Kelainan ini bersifat sementara (4-8 minggu) dan
dapat sembuh karena Sarcoptes scabiei
var. binatang tidak dapat melanjutkan siklus hidupnya pada tubuh manusia.
e. Scabies
Norwegia
Scabies
Norwegia atau biasa disebut dengan scabies krustosa ditandai dengan lesi yang
luas dengan krusta, skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat
predileksi biasanya kulit kepala yang berambut, telinga bokog, siku, lutut,
telapak tangan dan kaki yang dapat disertai distrofi kuku. Rasa gatal pada
scabies Norwegia tidak menonjol tapi scabies bentuk ini sangat menular karena
jumlah tungau yang menginfestasi sangat banyak (ribuan). Bentuk ini terjadi
akibat defisiensi imunologik sehingga sistem imun tubuh gagal membatasi
proliferasi tungau sehingga dapat berkembang biak dengan mudah.
f. Scabies
pada bayi dan anak
Lesi
scabies pada anak dapat terjadi di seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala,
leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder berupa
impetigo, ektima sehingga terowongan jarang ditemukan. Pada bayi, dapat terjadi
lesi di muka.
g. Scabies
terbaring di tempat tidur (bed ridden)
Pada
penderita penyakit kronis atau orang tua yang terpaksa tinggal di tempat tidur
dapat menderita scabies yang lesinya terbatas.
F.
Etiologi
Scabies
Scabies atau kudis disebabkan oleh seekor tungau
(kutu/mite) yang bernama Sarcoptes
scabiei, filum Arthopoda, kelas Aracnida, ordo Ackarina, Superfamili Sarcoptes.
Jenis Sarcoptes yang menyerang
pada hewan dan manusia adalah:
a.
Pada manusia : S. scabiei var homonis
b.
Pada hewan : S. scabiei var
animalis
c.
Pada babi : S. scabiei var suis
d.
Pada kambing : S. scabies var caprae
e.
Pada biri-biri : S. scabiei var ovis
Secara morfologik, tungau berukuran kecil, berbentuk
oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini transient,
berwarna putih kotor, dan tidak bermata. Ukurannya yang betina berkisar 330-450
mikron x 250-350 mikron sedangkan yang jantan lebih kecil yakni 200-210 mikron
x 150-200 mikron. Bentuk dewasanya memiliki 4 pasang kaki yaitu 2 pasang kaki
di depan sebagai alat melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir
dengan rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan
rambut dan kaki keempat berakhir dengan alat perekat. Tungau ini memiliki
siklus hidup sebagai berikut:
Tungau berkopulasi (kawin) diatas kulit, setelah
terjadi kopulasi (kawin) yang jantan akan mati, kadang-kadang masih hidup dalam
terowongan yang digali oleh tungau betina. Tungau betina yang telah dibuahi
akan menggali stratum korneum dengan kecepatan 2-3 mm sehari dan sambil
meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai mencapai jumlah 40 atau 50.
Bentuk betina yang telah dibuahi ini dapat bertahan hidup selama 1 bulan.
Biasanya dalam watu 3-5 hari, telur akan menetas dan menjadi larva yang
mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat
juga keluar. Setelah 2-3 hari, larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk
yaitu jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai
dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari. Tungau
betina akan mati setelah meninggalkan telur, dan tungau jantan akan mati
setelah kopulasi.
Sarcoptes
scabiei dapat hidup di luar pada suhu kamar selama lebih
kurang 7-14 hari. Yang diserang adalah bagian kulit yang tipis dan lembab,
contohnya lipatan kulit pada orang dewasa. Pada bayi, karena seluruh kulitnya
masih tipis, maka seluruh badan dapat diserang oleh tungau.
G.
Gejala
dan Tanda Scabies
Gejala penyakit scabies pada
manusia adalah:
a.
Terdapat liang di permukaan kulit
b.
Gatal
c.
Kemerahan pada kulit
d.
Biasa terjadi infeksi sekunder
e.
Pada bayi, terdapat bisul pada telapak
tangan dan kaki
Terdapat 4 tanda cardinal penyakit scabies pada
manusia adalah:
a.
Pruritus nocturna, yaitu gatal pada
malam hari yang disebabkan karena aktivitas tngau akan lebih tinggi pada suhu
yang lembab dan panas
b.
Penyakit ini menyerang manusia secara
berkelompok, yaitu misalnya dalam sebuah keluarga biasanya seluruh anggota
keluarga terkena infeksi
c.
Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat
predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau
berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ini ditemukan papul
atau vesikel. Jika terjadi infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimarf
(pustule, ekskoriasi, dan lain-lain). Tempat predileksinya biasanya merupakan
tempat dengan statum korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari tangan,
pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan,
areola mammae (wanita), umbilicus, bokong, genitalia eksterna (pria), dan perut
bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan kaki.
d.
Menemukan tungau, merupakan hal yang
paling diagnostik. Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.
Tanda-tanda umum scabies:
a.
Adanya papula (bintil)
b.
Adanya pustule (bintil bernanah)
c.
Adanya ekskoriasi (bekas garukan), dan
d.
Bekas-bekas lesi yang berwarna hitam
H.
Patogenesis
Scabies
Patogenesis atau perjalanan terjadinya penyakit
scabies yaitu kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh
tungau skabies, tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena
bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang kuat,
menyebabkan kulit timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi disebabkan
oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu
kira-kira sebulan setelah infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai
dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lain-lain. Dengan
garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder. Kelainan
kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau.
I.
Diagnosis
Scabies
Diagnosis scabies dapat ditegakkan melalui:
a.
Ditemukannya 2 dari 4 tanda cardinal
b.
Terdapat terowongan yang sedikit
meninggi, berbentuk garis lurus atau berkelok-kelok, panjangnya beberapa
millimeter sampai 1 cm, dan pada ujungnya terdapat vesikula, papula atau
pustule.
c.
Tempat predileksi yang khas adalah
sela-sela jari, pergelangan tangan bagian volar, siku, lipat ketiak bagian
depan, areola mammae, sekitar umbilicus, perut bagian bawah, dan genitalia
eksterna pria. Pada orang dewasa jarang terdapat di bagian muka dan kepala,
kecuali pada penderita imunosupresif, sedangkan pada bayi lesi dapat terjadi di
seluruh permukaan kulit
d.
Penyembuhan terjadi dengan cepat setelah
pemberian obat anti scabies topical yang efektif
e.
Adanya gatal hebat pada malam hari. Bila
lebih dari 1 anggota keluarga menderita gatal, perlu diwaspadai terjadinya
scabies. Gatal meningkat pada malam hari disebabkan karena temperatur badan
yang meningkat sehingga aktivitas kutu atau tungau juga meningkat.
f.
Menemukan tungau. Metode-metode penemuan
tungau yang lain:
·
Kerokan kulit
Papul
atau terowongan yang baru dibentuk dan utuh ditetesi minyak mineral/KOH, kemudian
dikerok dengan scalpel steril untuk mengangkat atap papul atau terowongan.
Hasil kerokan diletakkan di gelas obyek dan ditutup dengan lensa mantap, lalu
diperiksa dibawah mikroskop.
·
Mengambil tungau dengan jarum
Jarum
ditusukkan pada terowongan di bagian yang gelap dan digerakkan tangensial. Tungau
akan memegang ujung jarum dan dapat diangkat keluar.
·
Epidermal shave biopsy
Papul
atau terowongan yang dicurigai diangkat dengan ibu jari dan telunjuk lalu
diiris dengan scalpel no. 15 sejajar dengan permukaan kulit. Biopsy dilakukan
sangat superfisial sehingga perdarahan tidak terjadi dan tidak diperlukan
anestesi.
·
Burrow ink test
Papul
scabies dilapisi tinta cina dengan menggunakan pena lalu dibiarkan selama 2
menit kemudian dihapus dengan alkohol. Tes dinyatakan positif bila tinta masuk
kedalam terowongan dan membentuk gambaran khas berupa garis zig-zag.
·
Swab kulit
Kulit
dibersihkan dengan eter lalu dilekatkan selotip dan diangkat dengan cepat.
Selotip dilekatkan pada gelas obyek kemudian diperiksa dengan mikroskop.
·
Uji tetrasiklin
Tetrasiklin
dioleskan pada daerah yang dicurigai ada terowongan, kemudian dibersihkan dan
diperiksa dengan lampu Wood. Tetrasiklin dalam terowongan akan menunjukkan
fluoresensi.
J.
Diagnosis
Banding
Diagnosis banding untuk penyakit scabies adalah:
a. Prurigo,
biasanya berupa papel-papel yang gatal, predileksi pada bagian ekstensor
ekstremitas
b. Gigitan
serangga, biasanya jelas timbul sesudah ada gigitan
c. Folikulitis,
nyeri berupa pustule miliar dikelilingi daerah yang eriterm
K.
Penatalaksanaan
Scabies
Penatalaksanaan scabies adalah secara farmakologis
(pengobatan). Pengobatan untuk scabies tersedia dalam beberapa bentuk yaitu:
krim dan salep. Namun, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi antara lain:
tidak berbau, efektif terhadap semua stadium kutu (telur, larva, maupun kutu
dewasa), tidak menimbulkan iritasi kulit, mudah diperoleh, dan juga murah
harganya
L.
Pengobatan
Scabies
Semua keluarga atau orang terdekat yang berkontak
dengan penderita harus ikut serta diobati. Beberapa macam obat yang dapat
digunakan untuk mengobati scabies adalah:
a. Permetrin
Obat
dengan tingkat keamanan yang cukup tinggi, mudah pemakaiannya dan tidak
mengiritasi kulit. Dapat digunakan di kepala dan leher anak usia kurang dari 2
tahun. Penggunaannya dengan cara dioleskan di tempat lesi lebih kurang 8 jam
kemudian dicuci bersih.
b. Malation
Malation
0,5% dengan dasar air digunakan selama 24 jam. Pemberian berikutnya diberikan
beberapa hari kemudian.
c. Emulsi
benzil-benzoas (20-25%)
Efektif
terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama tiga hari. Sering terjadi
iritasi dan kadang-kadang semakin gatal setelah memakainya.
d. Sulfur
Dalam
bentuk parafin lunak, sulfur 10% secara umum efektif dan aman digunakan. Dalam
konsentrasi 2,5% dapat digunakan pada bayi. Obat ini digunakan pada malam hari
selama 3 malam.
e. Monosulfiran
Tersedia
dalam bentuk losion 25%, yang sebelum digunakan harus ditambah 2-3 bagian dari
air dan digunakan selama 2-3 hari.
f. Gama
Benzena Heksa Klorida (gameksan)
Kadarnya
1% dalam krim atau losion, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua
stadium, mudah digunakan dan jarang terjadi iritasi. Tidak dianjurkan pada anak
dibawah 6 tahun dan wanita hamil karena toksik terhadap susunan saraf pusat.
Pemberian cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala ulangi seminggu kemudian.
g. Krotamiton
Krotamiton
10% dalam krim atau losion merupakan obat pilihan. Mempunyai 2 efek sebagai
antiskabies dan antigatal.
M.
Pencegahan
Scabies
Penyakit scabies dapat dicegah melalui
tindakan-tindakan:
a. Penyuluhan
kepada masyarakat dan komunitas kesehatan tentang cara penularan
b. Diagnosis
dini
c. Cara
pengobatan penderita scabies dan orang-orang yang kontak
d. Pengobatan
yang dilakukan secara massal jika sudah dikatakan sebagai kejadian luar biasa
(KLB)
e. Sediakan
sabun, sarana pemandian, dan pencucian umum. Sabun Tetmosol jika ada sangat
membantu dalam pencegahan terjadinya infeksi
f. Tidak
berganti-ganti pasangan hubungan seksual
g. Tidak
berganti-ganti pakaian, handuk, sprei, dan alat atau benda-benda yang menempel
pada tubuh
h. Selalu
menjaga kebersihan sanitasi dan hygiene personal dan lingkungan
i. Jika
ada salah satu orang terdekat yang mengalami gejala atau tanda scabies segera
lakukan pemeriksaaan dan pengobatan baik secara individu maupun serentak
j. Berikan
vaksin atau obat antiscabies pada hewan peliharaan yang dekat dengan manusia,
seperti anjing
N.
Prognosis
Scabies
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian
obat serta syarat pengobatan dan menghilangkan faktor predisposisi, penyakit
ini dapat di berantas dan memberikan prognosis yang baik. (Harahap, M, 2000)
3 komentar:
maaf mas ini sumbernya dari buku apa ya ? kalo boleh tau.
There are some natural remedies that can be used in the prevention and eliminate diabetes totally. However, the single most important aspect of a diabetes control plan is adopting a wholesome life style Inner Peace, Nutritious and Healthy Diet, and Regular Physical Exercise. A state of inner peace and self-contentment is essential to enjoying a good physical health and overall well-being. The inner peace and self contentment is a just a state of mind.People with diabetes diseases often use complementary and alternative medicine. I diagnosed diabetes in 2010. Was at work feeling unusually tired and sleepy. I borrowed a cyclometer from a co-worker and tested at 760. Went immediately to my doctor and he gave me prescriptions like: Insulin ,Sulfonamides,Thiazolidinediones but Could not get the cure rather to reduce the pain but bring back the pain again. i found a woman testimony name Comfort online how Dr Akhigbe cure her HIV and I also contacted the doctor and after I took his medication as instructed, I am now completely free from diabetes by doctor Akhigbe herbal medicine.So diabetes patients reading this testimony to contact his email drrealakhigbe@gmail.com or his Number +2348142454860 He also use his herbal herbs to diseases like:SPIDER BITE, SCHIZOPHRENIA, LUPUS,EXTERNAL INFECTION, COMMON COLD, JOINT PAIN, EPILEPSY,STROKE,TUBERCULOSIS ,STOMACH DISEASE. ECZEMA, PROGENITOR, EATING DISORDER, LOWER RESPIRATORY INFECTION, DIABETICS,HERPES,HIV/AIDS, ;ALS, CANCER , MENINGITIS,HEPATITIS A AND B,ASTHMA, HEART DISEASE, CHRONIC DISEASE. NAUSEA VOMITING OR DIARRHEA,KIDNEY DISEASE. HEARING LOSSDr Akhigbe is a good man and he heal anybody that comes to him. here is email drrealakhigbe@gmail.com and his Number +2349010754824
Cara Mengatasi dan Mengobati Penyakit Gumboro Pada Ayam – Kembali lagi di kanal informasi ilmu peternakan. Masih berkaitan Jika menggunakan cabai bubuk korea warnanya akan jauh lebih merah dan jika menggunakan cabai lokal warnanya tidak secerah cabai korea tapi rasanya lebih mantap.
Cara Mengobati Penyakit Scabies Pada Kelinci Cara Mengobati Penyakit Mata (Snot) Pada Lovebird Ufa Bunga SMartphone
Posting Komentar