A. Definisi
Glaukoma
Glaukoma
adalah kerusakan penglihatan yang biasanya disebabkan oleh meningkatnya tekanan
bola mata, sebagai akibat adanya hambatan sirkulasi atau pengaliran cairan bola
mata (cairan jernih yang membawa oksigen, gula dan nutrient/zat gizi penting
lainnya ke bagian-bagian mata dan juga untuk mempertahankan bentuk bola mata).
Meningkatnya tekanan di dalam bola mata ini disebabkan oleh ketidak-seimbangan
antara produksi dan pembuangan cairan dalam bola mata, sehingga merusak
jaringan jaringan syaraf halus yang ada di retina dan di belakang bola mata.
Kerusakan ini tidak dapat disembuhkan dan dapat menyebabkan kebutaan pada
tahapan yang parah. Oleh karena itu glaukoma dapat mengganggu penglihatan yang
perlu diwaspadai. Perlu dicatat bahwa setelah terjadi hilangnya penglihatan
yang disebabkan oleh glaukoma, maka hal ini tidak dapat disembuhkan kembali,
maka sangat penting untuk mencegah atau menghentikan proses hilangnya
penglihatan ini.
A. Epidemiologi
Glaukoma
laukoma adalah
penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah katarak.Di Indonesia glaukoma
diderita oleh 3% dari total populasi penduduk. Umumnya penderita glaukoma telah
berusia lanjut, Pada usia diatas 50 tahun, tingkat resiko penderita glaukoma
meningkat sekitar 10%. Hampir separuh penderita glaukoma tidak menyadari bahwa
mereka menderita penyakit tersebut. Menurut data dari WHO pada tahun 2002,
penyebab kebutaan paling utama di dunia adalah katarak (47,8%), galukoma
(12,3%), uveitis (10,2%), age- related mucular degeneration (AMD) (8,7%),
trakhoma (3,6%), corneal apacity (5,1%), dan diabetic retinopathy (4,8%).
B. Faktor
Resiko Glaukoma
Beberapa
faktor lain yang meningkatkan risiko terjadinya glaukoma, karena glaukomakronis dapat mengakibatkan kerusakan pada
penglihatan tanpa gejala yang jelas, sebaiknyakita berhati-hati pada
beberapa faktor:
1.
Usia
Usia
merupakan faktor risiko terbesar dalam perkembangan munculnya glaukoma.Setiap orang dengan usia di atas 60th sangat
beresiko untuk menderita glaukoma, dimana pada usia ini resiko akan
meningkat hingga 6 kali lipat.
2.
Ras
Pada ras
tertentu, seperti pada orang-orang berkulit hitam resiko terjadinya
glaukomameningkat sangat segnifikan dibandingkan dengan ras yang lain. Alasan
perbedaan ini belumdapat dijelaskan. Pada orang-orang asia cenderung untuk
menderita glaukoma sudut tertutup,sedangkan pada orang ras yang lain justru
beresiko untuk terjadi glaukoma meskipun tekananintraokuler rendah
3.
Riwayat Keluarga dengan Glaukoma
Jika
seseorang memiliki riwayat keluarga denganglaukoma, akan berpotensi untuk
menderita glaukoma, riwayat keluarga meningkatkan resiko4 hingga 9 kali lipat.
4.
Kondisi Medis
Diabetes
meningkatkan reskio glaukoma, selain itu riwayat darah tinggiatau penyakit
jantung juga berperan dalam meningkatkan resiko. Faktor risiko lainnyatermasuk
retinal detasemen, tumor mata dan radang pada seperti uveitis kronis dan
iritis.Beberapa jenis operasi mata juga dapat memicu glaukoma sekunder.
5.
Cedera Fisik
Trauma yang
parah, seperti menjadi pukulan pada mata, dapatmengakibatkan peningkatan
tekanan mata. Selain itu cedera juga dapat menyebabkanterlepasnya lensa,
tertutupnya sudut drainase. Selain itu dapat juga menyebabkan glaukomasekunder
sudut terbuka. Glaukoma jenis ini dapat terjadi segera setelah terjadinya traumaatau
satu tahun kemudian. Cedera tumpul seperti mata memar atau cedera tumbus pada
matadapat merusak sistem drainase mata, kerusakan pada sistem drainase ini yang
seringkalimemicu terjadinya glaukoma. Cedera paling umum yang menyebabkan
trauma pada mata adalah aktivitas yang berhubungan dengan olahraga seperti
baseball atau tinju.
6.
Penggunaan Kortikosteroid Jangka Panjang
Resiko
terjadinya glaukoma meningkat pada penggunaan kortikosterid dalam periode
waktu yang lama. Pada beberapa kasusmembuktikan hubungan antara penggunaan
kortikosteroid dengan glaukoma. Sebuah studiyang dilaporkan dalam Journal of
American Medical Association, 5 Mar 1997, menunjukkanterjadi peningkatan 40%
insiden hipertensi bola mata dan glaukoma sudut terbuka pada orang dewasa yang membutuhkan
sekitar 14 sampai 35 puffs corticosteroid inhaler untuk mengontrol asma.
Ini merupakan dosis yang sangat tinggi, yang hanya diperlukan dalam kasus-kasus
asma parah.
7.
Kelainan Pada Mata
Kelainan
struktural mata dapat menjadi penyebab terjadinyaglaukoma sekunder, sebagai
contoh, pigmentary glaukoma. Pigmentary glaukoma adalahglaukoma sekunder yang
disebabkan oleh pigmen granule yang di lepaskan dari bagian belakang iris,
granule-granule ini dapat memblokir trabecular meshwork.
C. Klasifikasi
Glaukoma
Glaukoma
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1.
Glaukoma Primer
Pada
glaukoma primer, penyebab timbulnya
glaukoma tidak diketahui. Glaukoma primer dibagi atas 2 bentuk yaitu glaukoma
sudut tertutup atau glaukoma sudut sempit dan glaukoma sudut terbuka, yang
disebut juga sebagai glaukoma simpleks atau glaukoma kronik.
1.1. Glaukoma Sudut Tertutup
1.1.1.
Sudut Tertutup Akut
Terjadi pada
pasien dengan sudut bilik mata sempit. Pada glaukoma sudut tertutup terjadi
penutupan pengaliran keluar cairan mata secara mendadak. Tekanan yang mendadak
ini akan memberikan rasa sakit yang sangat di mata dan di kepala serta perasaan
mual dan muntah. Keadaan mata
menunjukkan tanda-tanda peradangan seperti kelopak mata bengkak, mata merah,
tekanan bola mata sangat tinggi yang
mengakibatkan pupil
lebar, kornea suram dan edem, iris sembab
meradang, penglihatan kabur disertai dengan adanya halo (pelangi disekitar
lampu).Serangan glaukoma mudah terjadi pada keadaan ruang yang gelap seperti
bioskop yang memungkinkan pupil melebar, dan akibat mengkonsumsi beberapa obat
tertentu seperti antidepresan, influenza, antihistamin, antimuntah serta obat
yang melebarkan pupil. Keluhan ini hilang bila pasien masuk ruang terang atau
tidur karena terjadi miosis yang mengakibatkan sudut bilik mata terbuka. Hanya pembedahan yang dapat mengobati glaukoma sudut tertutup akut.Tindakan
pembedahan harus dilakukan pada mata dengan glaukoma sudut tertutup akut karena
serangan dapat berulang kembali pada suatu saat.
1.1.2.
Sudut Tertutup Kronik
Pada
glaukoma tertutup kronis, iris berangsur-angsur menutupi jalan keluar cairan
mata tanpa gejala yang nyata. Pada keadaan ini perlahan-lahan terbentuk
jaringan parut antara iris dan jalur keluar cairan mata. Tekanan bola mata akan
naik bila terjadi gangguan jumlah cairan keluar akibat bertambahnya jaringan
parut.
1.1.3.
Sudut Tertutup dengan Hambatan Pupil
Sudut
tetutup dengan hambatan pupil adalah glaukoma dimana ditemukan keadaan sudut
bilik mata depan yang tertutup disertai dengan hambatan pupil.
Bila usia bertambah tua maka lensa
akan bertambah cembung sehingga bilik mata depan akan bertambah dangkal. Posisi
lensa yang kedepan akan mendorong iris ke depan, oleh karena itu diperlukan
tekanan yang lebih tinggi untuk mendorong cairan mata (akuos humor) keluar
melalui celah iris.
1.1.4.
Sudut Tertutup tanpa Hambatan Pupil
Glaukoma
sudut tertutup tanpa hambatan pupil adalah glaukoma primer yang ditandai dengan
sudut bilik mata depan yang tertutup, tanpa disertai dengan hambatan pupil.
Pada umumnya sudut bilik mata depan sudah sempit sejak semula (bersifat
herediter), sehingga menyebabkan gangguan penglihatan cairan bilik mata depan
ke jaring trabekulum. Hambatan aliran cairan mata (akuos humor) dapat terjadi
karena penutupan sudut bilik mata yang dapat terjadi sedikit demi sedikit
sampai tertutup sama sekali atau mendadak tertutup sama sekali. Masing-masing
keadaan memberikan gambaran klinik yang berbeda-beda antara lain :
a.
Penutupan Sudut Mendadak (Acute Angle Closer)
Penutupan sudut terjadi secara
mendadak atau tiba-tiba sehingga aliran cairan mata (akuos humor) dari bilik
mata depan menjadi terhalang sama sekali. Faktor pencetus dapat berupa keadaan
emosi yang terlalu gembira, sesudah menonton film di bioskop,berada dalam
ruangan yang gelap atau minum terlalu banyak.
b. Penutupan Sudut Intermedit
(Intermettent Angle Closer)
Pada umumnya sudut bilik depan sudah
sempit sejak semula dan dapat menyebabkan gangguan aliran cairan mata (akuos
humor) menuju ke jaring trabekulum. Perjalanan penyakit biasanya berupa
serangan-serangan yang singkat dan hilang timbul. Sesudah setiap kali serangan
sudut bilik mata depan terbuka kembali, akan tetapi keadaan sudut bilik mata depan tidak terbuka kembali
seperti semula (menjadi lebih sempit).
c.
Penutupan Sudut Menahun (Chronic Angle Closure)
Dapat terjadi karena penutupan
sudut yang perlahan-lahan atau merupakan
kelanjutan serangan intermitet yang sudah menimbulkan dengan kornea pada sudut
bilik mata) yang luas. Dapat juga terjadi karena serangan mendadak yang tidak
diatasi dengan baik.
1.2.
Glaukoma Sudut Terbuka
1.2.1.
Glaukoma Sudut Terbuka Kronik (Simpleks)
Glaukoma
sudut terbuka kronik (simpleks) adalah glaukoma yang penyebabnya tidak
ditemukan dan disertai dengan sudut bilik mata depan yang terbuka.
Pada umumnya glakoma sudut terbuka
kronik (simpleks) ditemukan pada usia lebih dari 40 tahun, walaupun penyakit
ini kadang kadang ditemukan pada usia yang lebih muda. Diduga glaukoma
diturunkan secara dominan atau resesif pada kira-kira 50% penderita. Secara
genetik penderitanya adalah homozigot. Pada penderita glaukoma sudut terbuka
kronik (simpleks) 99% hambatan terdapat
pada jaring trabekulum dan kanal Schlemm.
Mata tidak merah dan sering
penderita tidak memberikan keluhan sehingga terdapat gangguan susunan anatomik
tanpa disadari penderita. Gangguan akibat tingginya tekanan bola mata terjadi
pada kedua mata, sehingga ditemukan gejala klinik akibat tekanan yang tinggi.
Pada glaukoma simpleks terdapat perjalanan penyakit yang lama, akan tetapi
berjalan progresif sampai berakhir dengan kebutaan.
1.2.2. Glaukoma Steroid
Pemakaian
kortikosteroid topikal ataupun sistemik
dapat mencetuskan glaukoma sudut terbuka kronik (simpleks). Pada pasien
glaukoma steroid akan terjadi peninggian tekanan bola mata dengan keadaan mata
yang terlihat dari luar putih atau normal. Pasien akan memperlihatkan kelainan
funduskopi berupa ekskavasi papil glaukomatosa dan kelainan pada lapang
pandangan. Bila steroid diberhentikan maka pengobatan glaukoma steroid masih
diperlukan sama seperti pengobatan padaglaukoma lainnya.
1.2.3.
Glaukoma Tekanan Rendah (Normal)
Glaukoma
bertekanan rendah (normal) adalah suatu keadaan dimana ditemukan penggaungan
papil saraf optik dan kelainan lapang pandangan yang khas glaukoma tetapi
disertai dengan tekanan bola mata yang tidak tinggi (normal).
Penyebab dari tipe glaukoma
bertekanan rendah (normal), berhubungan dengan kekurangan sirkulasi darah di
daerah saraf optik mata, yang dapat mengakibatkan kematian dari sel-sel saraf
optik yang bertugas membawa impuls/rangsang dari retina menuju ke otak.
1.2.4.
Glaukoma Miopi (Pigmen)
Glaukoma
miopi dan pigmen adalah glaukoma primer sudut terbuka dimana pada pemeriksaan
gonioskopi ditemukan pigmentasi yang nyata dan padat pada jaring
trabekulum. Pada stadium permulaan
ditemukan tekanan intraokuler (TIO) atau tekanan di dalam bola mata, yang
tinggi dan adanya halo (pelangi disekitar lampu) karena adanya edema pada kornea.
Sesudah stadium permulaan dapat diatasi biasanya tekanan intraokuler (TIO) atau
tekanan di dalam bola mata dapat terkontrol.
2.
Glaukoma Sekunder
Glaukoma
sekunder adalah glaukoma yang diketahui penyebab timbulnya.Glaukoma sekunder
dapat disebabkan atau dihubungkan dengan kelainan-kelainan atau penyakit yang
telah diderita sebelumnya atau pada saat itu, seperti : kelainan lensa,
kelainan uvea, trauma, pembedahan dan lain-lain.Glaukoma dibangkitkan lensa
merupakan salah satu bentuk daripada glaukoma sekunder. Glaukoma ini terjadi
bersamaan dengan kelainan lensa, dimana terjadi gangguan pengaliran cairan mata
(akuos humor) ke sudut bilik mata akibat mencembungnya lensa mata.
2.1. Glaukoma Neovaskuler
Glaukoma
neovaskuler adalah glaukoma sekunder yang disebabkan oleh bertumbuhnya jaringan
fibrovaskuler (neovaskuler) di permukaan iris. Neovaskuler ini menuju ke sudut
bilik depan dan berakhir pada jaring trubekulum. Glaukoma neovaskuler dapat
diakibatkan oleh berbagai hal, misalnya: kelainan pembuluh darah, penyakit
peradangan pembuluh darah, penyakit pembuluh darah sistemik, serta penyakit
tumor mata.
2.2.
Glaukoma Maligna
Glaukoma
maligna adalah suatu keadaan peningkatan tekanan intrakuler (TIO) atau tekanan
pada bola mata oleh karena terdapatnya hambatan siliar (ciliary block).
Hambatan siliar pada glaukoma
maligna terjadi karena penempelan lensa dengan badan siliar atau badan kaca
dengan badan siliar. Hal ini menyebabkan terjadinya penimbunan cairan mata
(akuos humor) hasil produksi badan siliar di bagian belakang yang mendesak ke
segala arah. Keadaan ini akan
mengakibatkan terjadinya pendangkalan bilik mata depan.
2.3.
Glaukoma dengan Hambatan Pupil
Glaukoma
dengan hambatan pupil adalah glaukoma sekunder yang timbul akibat terhalangnya
pengaliran cairan mata (akuos humor) dari bilik mata belakang ke bilik mata
depan. Hambatan ini dapat bersifat total dan relatif. Pada hambatan yang
bersifat total, glaukoma terjadi akibat perlekatan iris dengan lensa ataupun
iris dengan badan kaca. Hal ini biasanya terjadi sesudah peradangan. Pada
hambatan yang bersifat relatif, glaukoma
terjadi akibat iris dan pangkal iris terdorong kedepan, sehingga menutup
sudut bilik mata depan. Akibatnya terjadi
tekanan yang lebih tinggi di bilik mata belakang dibandingkan dengan bilik mata
depan.
3.
Glaukoma Kongenital
Glaukoma
kongenital merupakan suatu keadaan tingginya tekanan bola mata akibat
terdapatnya gangguan perkembangan embriologik segmen depan bola mata. Gangguan
perkembangan embriologik dapat berupa kelainan akibat terdapatnya membran
kongenital yang menutupi sudut bilik mata depan pada saat perkembangan bola
mata, kelainan pembentukan kanal Schlemm, dan kelainan akibat tidak sempurnanya
pembentukan pembuluh darah bilik yang menampung cairan bilik mata.Akibat pembendungan
cairan mata, tekanan bola mata meninggi pada saat bola mata sedang dalam
perkembangan sehingga terjadi pembesaran bola mata yang disebut sebagai
buftalmos.Gejala-gejala glaukoma kongenital biasanya sudah dapat terlihat pada
bulan pertama atau sebelum berumur 1 tahun. Kelainan pada glaukoma kongenital
terdapat pada kedua mata. Rasa silau dan sakit akan terlihat pada bayi yang
menderita glaukoma kongenital, hal ini terlihat pada suatu sikap seakan-akan
ingin menghindari sinar sehingga bayi tersebut akan selalu menyembunyikan
kepala dan matanya.
4.
Glaukoma Absolut
Glaukoma
absolut adalah suatu keadaaan akhir semua jenis glaukoma dimana tajam
penglihatan sudah menjadi nol atau sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan
bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut.Pada glaukoma absolut, kornea
terlihat keruh, bilik mata dangkal, mata keras seperti batu dan disertai dengan
rasa sakit.
D. Etiologi
Glaukoma
Ø Etiologi
penyakit Glaukoma secara umum:
1.
Bertambahnya produksi
cairan mata oleh badan siliari.
2.
Hambatan aliran cairan
mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil (Glaukoma hambatan pupil).
3.
Sangat mungkin
merupakan penyakit yang diturunkan dalam keluarga (genetic).
4.
Akibat penyakit atau
kelainan lain dalam mata.
5.
Akibatkan penyakit lain
dari tubuh.
6.
Akibatkan efek samping
obat misalnya steroid.
Ø Etiologi
berdasarkan tiap klasifikasinya:
·
Glaukoma
primer
Glaukoma
dengan etiologi tidak pasti, dimana tidak didapatkan kelainan yang merupakan
pnyebab glaukoma. Glaukoma ini ditemukan pada orang yang telah memiliki bakat
bawaan glaukoma seperti:
1. Gangguan
fasilitas pengeluaran cairan mata atau susunan anatomis bilik mata yang
menyempit.
2. Adanya
kelainan pertumbuhan pada sudut bilik mata depan (goniodisgenesis), berupa
trabekuloidisgenesis,irisdisgenesis dan korneodisgenesis dan yang paling sering
trabekulodisgenesis dan goniodisgenesis.
·
Glaukoma
simpleks
Glaukoma
yang penyebabnya tidak diketahui.
· Glaukoma kongenital
1. Penyumbatan
pengaliran keluar cairan mata oleh jaringan sudut bilik mata yang terjadi oleh
adanya kelainan kongenital.
2. Membrane
kongenital yang menutupi sudut bilik mata pada saat pengembangan bola mata.
3. Kelainan
pembentukan kanal schlemm dan saluran keluar cairan mata yang tidak sempurna
terbentuk.
· Glaukoma sekunder
Akibat kelainan di dalam bola mata, yang
dapat disebabkan:
1.
Inflamasi mata/ uveitis
2.
Trauma yang merusak sudut iridokornea atau menyebabkan iris
menutup sudut atau menyebabkan blok pupil atau blok
silier.
3.
Kelainan lensa. Misal lensa maju akibat katarak insipien.
4.
Obat-obatan, misal pemakaian steroid yang lama.
5.
Neovaskularisasi sudut, misal pada penderita Diabetes
Melitus.
6.
Sindroma pigmentari, disini terdapat sumbatan trabekulum
oleh pigmen iris.
7.
Sindroma eksfoliatif, terdapat sumbatan pada trabekulum oleh
bahan yang lepas pada sindroma ini.
8.
Kenaikan tahanan vena episklera, misal adanya fistula
karotiko-kavernosa.
9.
Operasi mata, misal operasi katarak.
·
Glaukoma
absolut
Akibat tekanan bola
mata yang memberikan gangguan fungsi penglihatan lanjut.
E. Gejala dan
Tanda Glaukoma
· Glaukoma primer
Ø Glaukoma
primer sudut tertutup
Akut :
a. rasa sakit berat (cekot-cekot) di
mata, dapat sampai sakit kepala dan muntah-muntah.
b. mata merah, berair
c. penglihatan kabur
Kronik :
a. gejala hampir sama dengan yang akut
tetapi rasa sakit, merah dan kabur dapat hilang dengan sendirinya, dan terjadi
serangan berulang beberapa kali. Biasanya rasa sakit kurang berat dibandingkan
dengan yang akut.
Ø Glaukoma
sudut terbuka
Awal :
a.
mungkin tanpa gejala
b.
rasa capai pada mata
c.
rasa pegal pada mata
d.
fluktuasi tajam penglihatan
e.
kadang-kadang melihat seperti pelangi sekitar lampu
Lanjut :
a.
penyempitan lapang pandang - buta
·
Glaukoma simpleks
Tidak diketahui tanda dan gejalanya.
·
Glaukoma sekunder
a.
penglihatan kabur
b.
mata merah
c. rasa sakit di mata dan sakit kepala.
· Glaukoma kongenital
a.
fotofobia/takut sinar
b.
mata berair
· Glaukoma absolut
Stadium
akhir Glaukoma yang dimana terjadi kebutaan total.
F.
Patogenesis Glaukoma
Glaukoma
ditandai dengan meningkatnya tekanan intra-okuler yang disertai pencekungan
diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang. Pada sebagian besar kasus tidak
terdapat penyakit mata lain ( glaukoma primer ). Tekanan intra-okuler tersebut
ditentukan oleh kecepatan pembentukan humor akueus dan tahanan terhadap aliran
keluarnya air mata. Mekanisme peningkatan tekanan intra-okuler pada glaukoma
adalah gangguan aliran keluar humor akueus akibat kelainan system drainase
sudut kamera anterior ( glaukoma sudut terbuka ) atau gangguan akses humor
akueus ke system drainase ( glaukoma sudut tertutup ). Patofisiologi
peningkatan tekanan intra-okuler baik disebabkan oleh mekanisme sudut terbuka
atau sudut tertutuo akan berhubungan dengan bentuk-bentuk glaukoma.
Efek
peningkatan tekanan intra-okuler di dalam mata ditemukan pada semua bentuk
glaukoma yang manifestasinya ditentukan oleh perjalanan waktu dan besar
peningkatan tekanan intra-okuler. Mekanisme utama pada penurunan penglihatan
pada glaukoma adalah atrofi sel ganglion difus yang menyebabkan penipisan
lapisan serat saraf dan inti bagian dalam retina dan berkurangnya akson di
saraf optikus. Diskus optikus menjadi atrofik disertai pembesaran cekungan
optik. Iris dan korpus siliare juga menjadi atrofik dan prosesussiliaris
memperlihatkan degenerasi hialin. Pada glaukoma sudut tertutup akut, tekanan
intra-okuler mencapai 60-80 mmHg sehingga, terjadi kerusakan iskemik pada iris
yang disertai edema kornea.
G. Penatalaksanaan
Glaukoma
a. Medikamentosa
Pengobatan
dengan obat-obatan ditujukan untuk menurunkan tekanan intra-okular dengan cepat
utuk mencegah kerusakan nervus optikus, menjernihkan korea, menurunkan
inflamasi intra-okular, miosis, serta mencegah terbentuknya sinekia anterior
perifer dan posterior. Kegagalan hasil pengobatan dapat disebabkan oleh
kesalahan dalam teknik pemaaian obat walaupun pasien memakai semua obat sesuai
resep. Masalah yang nyata adalah waktu pemberian obat yang bermacam-macam
disertai dengan menutup saluran keluar yang mengalirkan obat ke rongga hidung
(kanal nasolakrimalis).
Penutup
saluran nasolacrimal berguna karena bila obat diteteskan pada mata, obat akan
masuk ke rongga hidung dan masuk ke dalam peredaran darah dan bagian tubuh yang
lain sehingga akan memberikan efek samping. Untuk mencegah hal ini maka pada
saat meneteskan obat ke mata maka tempat pengaliran obat masuk ke hidung
(punctumlakrimal) ditutup dengan jari selama 1-2 menit. Biasanya 50% dari obat
akan masuk ke dalam mata yang efeknya akan sangat baik dan waktu kerjanya akan
lebih lama. Aturan
pemakaian obat diperlukan pada pemakaian berbagai macam obat tetes yang
diberikan. Sebaiknya antara pemakaian 2 jenis obat dalam batas 10-15 menit.
Obat yang diteteskan dalam waktu dekat tidak efisien karena obat yang pertama
diteteskan dibilas oleh obat tetes yan berikutnya.
b. Non Medikamentosa
Glaukoma
bukan merupakan penyakit yang dapat diobati dengan operasi saja. Keputusan
untuk melakukan operasi glaukoma biasanya langsung pada keadaan yang memang
memiliki indikasi untuk dilakukannya operasi, yaitu:
1.
Target penurunan
tekanan intra-okular tidak tercapai
2.
Kerusakan jaringan
saraf dan penurunan fungsi penglihatan yang progresif meski telah diberi dosis
maksimal obat yang bisa ditoleransi ataupun telah dilakukan laser terapi
ataupun tindakan pembedahan lainnya.
3.
Adanya variasi tekanan
diurnal yang signifkan pada pasien dengan kerusakan diskus yang berat.
Operasi
biasanya merupakan pendekatan primer baik untuk glaukoma kongenital maupun
glaukoma blok papil. Pengawasan terhadap pasien sangat penting mengingat efek
yang kurang baik dari operasi, seperti masalah yang berkaitan dengan bleb,
resiko katarak di kemudian hari dan infeksi.Operasi glaukoma dapat dilakukan
dengan laser maupun teknik bedah insisi dengan banyak prosedur yang bertujuan
menurunkan TIO, diantaranya trabekulektomi dengan berbagai variasinya, prosedur
non-penetrasi TIO, implantasi jalan pintas akuos, operasi sudut untuk glaukoma
kongenital dan glaukoma sudut tertutup dan ablasi badan silar. Prosedur lain seperti
iridektomi dan gonioplasti diperuntukkan untuk gangguan sudut dan drainase
cairan.
a.
Operasi
untuk glaukoma sudut terbuka
1.
Laser
trabekuloplasti
Laser
trabekuloplasti (LTP) adalah teknik yang menggunakan energi laser yang
dijatuhkan pada anyaman trabekula pada titik yang berbeda. Biasanya salah satu
dari pinggir anyaman trabekula (1800). Ada berbagai cara yang tersedia
diantaranya, argon laser trabekuloplasti (ALT), diodor laser trabekuloplasty
dan selektif laser trabekuloplasty (SLT). LTP diindikasikan pada pasien glaukoma
yang telah mendapat dosis maksimalobat yang bisa ditoleransi dimana dengan
gonioskopi merupakan glaukoma sudut terbuka dan menuntun penurunan TIO. Selain
efektif pada pasien dengan glaukoma sudut terbuka, LTP juga efektif pada pasien
dengan pigmentasi glaukoma dan pasien dengan sindrom pengelupasan kulit. Namun,
pasien pada afakia atau pseudoafakia tidak terlalu memberikan respon yang baik.
LTP juga tidak efektif untuk mengobati glaukoma tekanan rendah dan glaukoma
sekunder seperti uveitis glaukoma. LTP dapat menurunkan sekitar 20-25% TIO awal
pasien. Kontraindikasi ITP adalah pada pasien dengan inflamasi glaukoma,
iridokornal endothelial (ICE), glaukoma neovaskularisasi atau sinekia sudut
tertutup pada pasien dengan glaukoma yang progresif.
2. Selective laser
trabeculoplasty
Selective
laser trabeculoplasty (SLT) adalah prosedur laser yang menggunakan frekuensi
ganda dengan target melanin intraseluler. Prosedur laser iniaman dan selektif
dengan hasil penurunan TIO yang hampir sama dengan ALT. Komplikasi utama dari
LTP ini adalah peningkatan TIO yang temporer yang terjadi pada sekitar 20%
pasien. TIO yang pernah dilaporkan sekitar 50-60 mmHg dan peningkatan TIO
temporer ini bisa menyebabkan kerusakan saraf optik. Dilaporkan sekitar 80%
pasien glaukoma sudut terbuka dengan terapi medis yang tidak terkontrol
menunjukkan penurunan TIO.
3. Trabekulektomi
Trabekulektomi
merupakan suatu cara yang konservatif dalam penanganan glaukoma. Trabekulektomi
merupakan teknik bedah untuk mengalirkan cairan melalui saluran yang ada dan
sering dilakukan pada glaukoma sudut terbuka. Pada trabekulektomi ini cairan
mata tetap terbentuk normal akan tetapi, pengaliran keluarnya dipercepat atau
salurannya diperluas. Tujuannya agar cairan mata bisa melewati anyaman
trabekula menuju ruang subkonjungtiva dimana pada saat bersamaan tekanan
intraokuler optimal tetap dipertahankan ( tidak terlalu tinggi dan tidak
terlalu rendah ) sebagaimana mempertahankan bentuk bulat mata ( mencegah
pendangkalan bilik mata depan). Teknik ini dimulai dengan melakukan beberapa
tahapan, yaitu: eksposure, robekan konjungtiva, flap sclera, parasintesis,
sklerostomi, iridektomi, pentupan flap sclera, pengaturan aliran dan penutupan
konjungtiva.
b. Operasi untuk glaukoma
sudut tertutup
1.
Laser
iridektomi
Teknik
bedah ini pertama kali dipublikasikan oleh seorang ahli ogtalmologi Jerman
bernama Albrecht von Graefe tahun 1857 pada pasien glaukoma akut. Iridektomi
merupakan prosedur operasi yang aman dan memiliki tingkat keberhasilan yang
tinggi sekitar 80% pada penderita glaukoma sudut tertutup primer. Tujuan yang
ingin dicapai adalah terbukanya drainase cairan mata dari bilik mata belakang
ke bilik mata depan dan mengurangi tekanan yan tnggi di bilik mata belakang
akibat blok pupil yang relatif. Dengan demikian memungkinkan pupil untuk
bergerak mundur ke belakang sehingga membuka sudut glaukoma.
Indikasi
iridektomi yaitu adanya blok pupil dan kebutuhan untuk menentukan adanya blok
pupil. Laser iridektomi juga diindikasikan untuk mencegah blok pupil pada mata
yang beresiko tinggi pada pemeriksaan gonioskopi karena serangan glaukoma sudut
tertutup pada mata yang di sebelahnya. Sementara itu, kontraindikasi laser
iridektomi adalah adanya rubeosis iridis yang aktif dan pemakaian antikoagulan
sistemik termasuk aspirin.Pada glaukoma sudut tertutup akut, sulit untuk
dilakukan laser iridektomi karena kondisi kornea yang keruh, ruang yang
dangkal, dan iris yang “tenggelam”. Dokter harus menangani dulu serangan ini
secara medis kemudian baru dilanjutkan terapi bedah.
2. Laser genioplasti atau
iridoplasti perifer
Genioplasti
atau iridoplasti adalah teknik untuk memperdalam sudut. Adakalanya ini berguna
pada glaukoma sudut tertutup akibat iris plateau. Stroma dibakar dengan argon
laser pada bagian perifer iris untuk membuat kontraksi dan membuat datar iris.
Kontraindikasi laser genioplasti dan irioplasti sama dengan laser iridektomi.
3. Pembedahan Insisi
Diantaranya
adalah iridektomi perifer, ekstraksi katarak, pendalaman COA, dan
goniosinekialisis. Dilakukan apabila bedah laser tidak memberikan hasil.
4.
Operasi
untuk glaukoma kongenital
Untuk
kasus-kasus glaukoma yang terjai selama tahun-tahun pertama kehidupan terapi
pembedahan adalah terapi yang secara umum efektif disbanding terapi
farmakologis. Goniotomi dan trabekulektomi merupakan prsedur pilihan dalam
glaukoma primer kongeital ini. Goniotoromi hanya dapat dilakukan pada mata
dengan kornea yang relatif jernih. Sedangkan trabekulektomi dapat dilakukan
meskipun kornea jernih atau keruh. Apabila dua pilihan terapi diatas gagal,
maka perlu dipikirkan untuk terapi pembedahan gabungan dengan pembedahan
trabekulektomi dan tubes shunt.
Prinsip kerja goniotomi
adalah menginsisi anyaman trabekula dari dalam bola mata. Sementara itu,
trabekulekomi adalah mengkanalisasi anal Schlemm dari permukaan luar bola mata
dan memotong anyaman trabekula dari kanal tersebut menuju balik depan mata.
Keuntungan
dari goniotomi adalah:
1.
Tingkat efektivitsa
yang tinggi
2.
Sedikit tindakan
invasive sehingga jarang menyebabkan trauma
3.
Resiko komplikasi yang
rendah
4.
Meningkatkan aliran
cairan mata lebih baik daripada prosedur lain
5.
Mencadangkan knjungtiva
untuk operasi filtrasi
Keuntungan
trabekulektomi adalah:
1.
Dapat dilakukan
meskipun kornea keruh
2.
Teknik pembedahan lebih
mudah.
3.
Menurunkan resiko
trauma intraocular
4.
Akses menuju kanal
Schlemm lebih tepat
H. Pengobatan
Glaukoma
Pengobatan dengan obat-obatan ditujukan untuk
menurunkan tekanan intraokular dengancepat, untuk mencegah kerusakan nervus
optikus, untuk menjernihkan kornea, menurunkan inflamasi intraokular, miosis, sertamencegah terbentuknya sinekia anterior perifer dan posterior.
Obatobat yang bisa diberikan pada penderita glaukoma sebagai berikut: efek samping yang di timbulkan pada mata adalah
meningkatkan pigmentasi iris,hipertrikosis,penglihatan kabur,kreatitis
1.
prostaglandin Analog
A.
latanaprost ( xalatan )
: konsentrasi 0,005% dan dosis 4 kali sehari. Obat ini mempunyai efek untuk
menurunkan aliran uveoskleral dan dapat menurunkan TIO sebesar 25-32%. efek samping yang di timbulkan pada mata adalah meningkatkan pigmentasi
iris,hipertrikosis,penglihatan kabur,kreatitis,uveitis anterior,konjungtiva hiperemis, reaktivasi keratitis
herpes, sedangkan efek
prostaglandin Analog. ampingsistemik adalah gejala seperti flu, nyeri sendi dan otot, sakitkepala.
B.
Travoprost ( travatan )
: obat ini mempunyai konsentasi 0,004% dengan dosis pemakaian 4 kali sehari dan
efeknya sama dengan latanoprost yaitu meningkatkan aliran uveoskleral dan menurunkan TIO sebesar 25-32%.
Adapun efek samping yang di timbulkan pada mata adalah meningkatkan pigmentasi iris, hipertrikosis, penglihatan kabur, keratitis, uveitis anterior,konjungtiva hiperemis, reaktivasi
keratitis herpes.
C.
Bimanoprost (lumigan) :
konsentrasi 0,005% dan dosis 4 kali sehari. Obat inimempunyai efek untuk
menurunkan aliran uveoskleral dan trabekular , sedangkan efek sampingsistemik
adalah gejala seperti flu, nyeri sendi dan otot, sakit kepala Serta dapat
menurunkan TIO sebesar 27-33% Efek samping sama dengan latanaprost.
D.
Unoprostone ( rescula ) : obat ini mempunyai
konsentrasi 0,15% dan dosis pemakaian 2 kali sehari Obat ini mempunyai efek untuk meningkatkan alirantrabekular serta dapat menurunkan TIO sebesar
13-18%. Efek samping samadengan latanoprost.
Adrenergic antagonist ( bloker )
A.Nonselektif
1.
Timolol maleate (tmoptic) : obat ini mempunyai
konsentrasi 10,25%, 0,5%dan dosis pemakaian 4 kali sehari. Efeknya yaitu menurunkan produksi pada
mata akuos dan menurunkan TIO 20-30%. Adapu efek samping yang di timbulkan adalah
kekaburan, iritasi, anestesi kornea, keratitis punctate, alergi sedangkan
efek samping sistemik adalah bradikardi, blok jantung, bronkospasme,
hipotensi, depresi SSP.
2.
Timolol-LA(istalol) : obat ini
mempunyai konsentrasi 0,5% dan dosis pemakaian
4 kali sehari. Efeknya yaitu menurunkan produksi akuos danmenurunkan
TIO sebesar 20-30%. Adapun efek samping yang ditimbulkan pada mata adalah kekaburan, iritasi, anestesi kornea, keratitis
punctate,alergi sedangkan efek samping sistemik adalah bradikardi, blok
jantung, bronkospasme, hipotensi, depresi SSP.
3.
Timolol hemihydrate (betimol) : obat ini mempunyai
konsentrasi 0,5% dandosis pemakaian 2-4 kali
sehari. Efeknya yaitu menurunkan produksiakuos dan menurunkan TIO sebesar 20-30%. Adapun efek samping yangditimbulkan
pada mata adalah kekaburan, iritasi, anestesi kornea, keratitis punctate,
alergi sedangkan efek samping sistemik adalah bradikardi,
blok jantung, bronkospasme, hipotensi, depresi SSP.
4.
Levobunolol (betagan) : obat ini
mempunyai konsentrasi 0,25%, 0,5% dandosis pemakaian
2-4 kali sehari. Efeknya yaitu menurunkan produksiakuos dan menurunkan TIO sebesar 20-30%. Adapun efek samping yangditimbulkan
pada mata adalah kekaburan, iritasi, anestesi kornea, keratitis punctate, alergi sedangkan efek samping sistemik
adalah bradikardi, blok jantung, bronkospasme, hipotensi, depresi
SSP.
5. Metipranolol (optipranolol) : obat ini mempunyai konsentrasi 0,3% dandosis pemakaian 2 kali sehari. Efeknya yaitu
menurunkan produksi akuosdan menurunkan TIO sebesar 20-30%. Adapun efek samping yangditimbulkan
pada mata adalah kekaburan, iritasi, anestesi kornea, keratitis punctate,
alergi sedangkan efek samping sistemik adalah bradikardi,
blok jantung, bronkospasme, hipotensi, depresi SSP.
6.
Carteolol hydrochloride (ocupress) : Obat ini mempunyai konsentrasi 0,1% dan dosis
pemakaian 2-4 kali sehari Efek samping sistemik adalah intrinsic
simapatomimetik.
B . selektif
Betaxolol (betoptic) : obat ini mempunyai konsentrasi
0,25% dan dosis pemakaian 2 kali sehari. Efeknya yaitu menurunkan produksi
akuosdan menurunkan produksi akuos danmenurunkan TIO sebesar 15-20%.
Adapun efek samping yang ditimbulkan pada
mata adalah kekaburan, iritasi, anestesi kornea, keratitis punctate,
alergisedangkan efek samping sistemik adalah komplikasi paru-paru.
1. Adrenergic agonis
A.
Epinefrin(epifrin) : obat ini mempunyai konsentrasi 0,25%, 0,5%, 1%, 2%, dan dosis pemakaian
2 kali sehari. Efeknya yaitu meningkatkan aliran akuos dan menurunkan TIO sebesar 15-20%. Adapun efek samping yang ditimbulkan
padamata adalah iritasi, konjungtiva
hiperemis, retraksi kelopak mata, midriasis danlain-lain
sedangkan efek
samping
sistemik adalah
hipertensi, sakit kepala,ekstrasistole.
B.
Dipivefrin HCL (propin) : obat ini mempunyai
konsentrasi 0,1% dan dosis pemakaian 2 kali sehari. Efeknya yaitu meningkatkan
aliran akuos dan menurunkan TIO sebesar
15-20%. Adapun efek samping yang ditimbulkan padamata adalah iritasi, konjungtiva hiperemis, retraksi kelopak mata,
midriasis danlain-lain.
2. Adrenergik
agonista
A. selekif
Apraclonidin
HCl (iopidin) : obat ini mempunyai konsentrasi 0,5%, 1% dandosis pemakaian 2-3
kali sehari. Efeknya yaitu menurunkan produksi akuos,menurunkan tekanan vena
episkleral dan menurunkan TIO sebesar 20-30%.Adapun efek samping yang
ditimbulkan pada mata adalah iritasi, iskemia,alergi, retraksi kelopak mata,
konjungtivitis folikularis dan lain-lain sedangkan efek samping sistemik adalah hipotensi, kelelahan, hidung dan mulut
kering,vasovagal attack.
B. Sangat selektif
Brimonidine
tartrate 0,2% ( alphagam ) : obat ini mempunyai konsentrasi 0,2% dan dosis
pemakaian 2-3 kali sehari.Efeknya yaitu menurunkan produksi akuos,meningkatkan
aliran uveoskleral dan menurunkan TIOsebesar 20-30%. Adapun efek
samping yang ditimbulkan selektif pada mata adalah kekaburan ,edem kelopak
mata, kekeringan,sensasi benda asing sedangkan efek samping sistemik adalah
sakit kepala, hipotensi, kelelahan,insomnia dan lain-lain.
C. Parasympatomimetic ( miotic ) agentsa
Agonist kolinergik ( direct acting ) pilocarpin HCL ( isoptocarpine ) :
obat ini mempunyai kosentrasi 0,2-10% dan dosis pemakaian 2-4 kali sehari.
Efeknya yaitu meningkatkan aliran trabekular, menurunkan TIO melalui kontraksi
otot siliaris, kontraksi tersebut menarik taji sclera dan menyebabkan anyaman
trabekular teregang dan terpisah. Jalur cairan terbuka dan aliran keluar akuos
meningkat. Obat ini merupakan langkah pertama dalam terapi glaucoma. Dosis dan
frekuensi pemberiannya disesuaikan dengan individu. Peningkatan konsentrasi dan interval dosis bisa memperbaiki respon yang inadekuat
dan menurunkan TIO 33 sebesar 15-25%. Adapun
efek samping pada mata adalah sinekia posterior, keratitis, miosis, myopia dan
lain-lain. Sedangkan efek sistematiknya adalah meningkatkan salvias, meningkatkan
sekresi gaster.
D. Anti kolinesterase agent ( indirect acting ) Echothiopate iodide (phospholine iodide ) : obat ini mempunyai
konsentrasi 0,125% dan dosis pemakaian 2-4 kali sehari. Efeknya yaitu
meningkatkan aliran trabekular dan menurunkan TIO sebesar 15-25%. Adapun efek
sampingnya ditimbulkan pada mata adalah miopi, katarak, epifora, dan lain-lain,
sedangkan efek samping sistematik adalah meningkatkan salivase, meningkatkan
sekresi gaster.
5.
Carbonic anhidrase
inhibitors
A. Oral
1. Asetazolamide ( diamox ) : obat ini mempunyai
konsentrasi 62,5, 125 dan 250mg dan dosis pemakaian 2-4 kali sehari. Efeknya
yaitu menurunkan produksi akuos. Acetazolamide bekerja pada siliaris dan
mencegah sintesis bikarbonat. Ini menyebabkan penurunan transport natrium dan pembentukan
akuos karena transport bikarbonat dan natrium saling berkaitan. Acetazolamide
deberikan secara oral , tetapi obat ini terlalu toksin untuk penggunaan jangka
panjang dan menurunkan TIO sebesar 15-20%. Adapun efek samping sistemiknya
adalah asidosis, depresi, latargi dan lain-lain.
2. Metazolamide ( metazane ) : obat ini mempunyai
konsentrasi 25, 50 dan 100mg dan dosis pemakaian 2-3 kali sehari. Efeknya yaitu
menurunkan produksi akuos dan menurunkan TIO sebesar 15-20%. Adapun efek
samping sistemiknya adalah asidosis, depresi, latargi, dan lain-lain.
B.
Topika
Dorzolamide
( trusopt ) : obat ini mempunyai konsentrasi 2% dan dosis pemakaian 2-3 kali
sehari. Dorzolamide merupakan inhibitor aktif carbonicanhidrasi ( CA-2 ) yang
diberikan topical. Dorzolamide dapat digunakan sendiri pada pasien dengan
kontraindikasi beta bloker. Efeknya yaitu osmatik gradient dehydrates vitreous
dan menurunkan TIO sebesar 15-20%. Adapun efek samping yang ditimbulkan pada
mata adalah miopi, penglihatan kabur, keratitis, konjungtuvitis.
itis,
konjungtuvitis.
7.
Hiperosmoticagents
A. Mannitol parenteral (osmitrol) : obat ini mempunyai konsentrasi 20% soln
dan50% soln dan dosis pemakaian 2gr/kgBB. Efeknya yaitu osmotic gradientdehydrates vitreous dan menurunkan TIO sebesar 15-20%. Adapun efek samping yang ditimbulkan pada mata adalah TIO rebound sedangkan
efek samping sistemik adalah retensi urin, sakit kepala, gagal jantung
kongestif danlain-lain.
B. Gliserin (oral) : obat ini mempunyai konsentrasi 50% dan dosis pemakaian2gr/kgBB. Efeknya yaitu osmotic gradient dehydrates vitreous. Adapun
efek samping pada mata adalah TIO rebound sedangkan efek samping
sistemik adalah retensi urin, sakit kepala, gagal jantung kongestif dan
lain-lain.
Obat antiglaukoma:
Obat anti glaukoma
|
||||||
Jenis obat
|
Konsentrasi
|
Dosis
|
Efek obat
|
Penurunan TIO
|
Efek samping
|
|
|
|
|
|
|
Okular
|
Sistemik
|
Prostaglandins analogs
|
||||||
Latanoprost
|
0.005%
|
4x
|
Meningkatkan aliran uveoskleral
|
25-30%
|
Meningkatkan pigmentasi iris, hipertrikosis,
penglihatan kabur, teratitis, uveitis anterior, konjungtiva hiperemis,
reaktivasi, keratitis herpes
|
Gejala spt flu, nyeri otot dan sendi, sakit kepala
|
Travoprost
|
0.004%
|
4x
|
s.d.a
|
25-32%
|
s.d.a
|
s.d.a
|
Bimatoprost
|
0.03%
|
4x
|
Meningkatkan uveoskleral dan trabekular
|
27-33%
|
s.d.a
|
s.d.a
|
Unoprostone isopropyl
|
0.15%
|
2x
|
Meningkatkan aliran trabekular
|
13-18%
|
s.d.a
|
s.d.a
|
β
–adrenergic antagonist (β -bloker)
|
||||||
Non
selektif
|
||||||
Timolol maleate
|
0.25-0.5%
|
4x
|
Menurunkan produksi akuos
|
20-30%
|
Kekaburan, iritasi, anestesi, kornea, keratitis,
punctuate, alergi
|
Bradikardi, blok jantung, bronkospasme, hipotensi,
depresi SSP
|
Timolol-LA
|
0.5%
|
4x
|
s.d.a
|
20-30%
|
s.d.a
|
s.d.a
|
Timolol hemihydrate
|
0.5%
|
4x, 2x
|
s.d.a
|
20-30%
|
s.d.a
|
s.d.a
|
levobonolol
|
0.25-0.5%
|
4x, 2x
|
s.d.a
|
20-30%
|
s.d.a
|
s.d.a
|
metipranolol
|
0.3%
|
2x
|
s.d.a
|
20-30%
|
s.d.a
|
s.d.a
|
Carteolol hydrochloride
|
1.0%
|
4x, 2x
|
|
|
|
Simpatomimetik intrinsik
|
Selektif
|
||||||
Betaxolol
|
0.25%
|
2x
|
s.d.a
|
15-20%
|
s.d.a
|
Komplikasi paru-paru
|
Adrenergic
agonist
|
||||||
Non
selektif
|
||||||
Epinefrin
|
0.25, 0.5, 1.0, 2.0 %
|
2x
|
Meningkatkan aliran akuos
|
15-20%
|
Iritasi konjungtiva, hiperemis, retraksi kelopak
mata,midriasis
|
Kepala ekstra sistole
|
Aβ
2-adrenergic agonist
|
||||||
Selektif
|
||||||
Apraclonidin HCL
|
0.5-1.0%
|
2x, 3x
|
Menurunkan produksi akuos, menurunkan tekanan vena
episkleral
|
20-30%
|
Iritasi, iskemia, alergi, retraksi, kelopak mata,
konjungtivitis, folikularis
|
Hipotensi, kelelahan, hidung dan mulut kering,
vasovagal attack
|
Sangat
selektif
|
||||||
Brimonidine tartrate 0.2%
|
0.2%
|
2x, 3x
|
Menurunkan produksi akuos, meningkatkan aliral
uveoskleral
|
20-30%
|
Kekaburan edem kelopak mata, kekeringan, sensasi
benda asing
|
Sakit kepala, kelelahan, hipotensi, insomnia
|
Parasimpatomimetik
(miotik) agent
|
||||||
Agonis
kolinergik (direct acting)
|
||||||
Pilokarpin HCL
|
0.2-10.0%
|
2-4%
|
Meningkatkan aliran trabekular
|
15-25%
|
Sinekia posterior, keratitis, miosis, miopia
|
Meningkatkan salvias, meningkatkan sekresi gaster
|
Anti
kolinesterase agent (indirect acting)
|
||||||
Achothiopate iodide
|
0.125%
|
4x, 2x
|
s.d.a
|
15-25%
|
Myopia, katarak, epipora
|
Sama dengan pilokarpin
|
Carbonic
anhidrase inhibitors
|
||||||
Oral
|
||||||
Asetazolamide
|
62.5, 125, 250 mg
|
2-4x
|
Menurunkan produksi akuos
|
15-20%
|
Tidak ada
|
Asidosis, depresi, letargi
|
metazolamide
|
25, 50, 100 mg
|
2x, 3x
|
s.d.a
|
s.d.a
|
s.d.a
|
s.d.a
|
Topical
|
||||||
Dorzolamide
|
2.0%
|
2x, 3x
|
s.d.a
|
s.d.a
|
Myopia, penglihatan kabur, keratitis, konjungtivitis
|
Kurang menyebabkan efek sistemik
|
Hiperosmotik
agents
|
||||||
Mannitol(parenteral)
|
20%
|
2g/Kg BB
|
Osmotic gradient dehydrates vitreous
|
|
TIO rebound
|
Retensi urin, sakit kepala, gagal jantung kongestif
|
Gliserin(Oral)
|
50%
|
|
s.d.a
|
|
s.d.a
|
s.d.a
|
E.
Pecegahan Glaukoma
Gangguan ini bisa diatasi dengan
menghindari sinar matahari langsung (menggunakan kaca mata) dan mengkonsumsi
manggis yang mengandung antioksidan.
Tidak ada tindakan yang dapat
mencegah terjadinya glaukoma sudut terbuka. Jika penyakit ini ditemukan secara
dini, maka hilangnya fungsi penglihatan dan kebutaan bisa dicegah dengan
pengobatan. Orang-orang yang memiliki resiko menderita glaukoma sudut tertutup
sebaiknya menjalani pemeriksaan mata yang rutin dan jika resikonya tinggi
sebaiknya menjalani iridotomi (Digunakan sinar laser
untuk membuat lubang di dalam iris atau dilakukan pembedahan untuk memotong
sebagian iris) untuk
mencegah serangan akut.
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang
tidak langsung, yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata
semakin lama akan semakin berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta.
Hal ini disebabkan karena saluran cairan yang keluar dari bola mata terhambat
sehingga bola mata akan membesar dan bola mata akan menekan saraf mata yang
berada di belakang bola mata yang akhirnya saraf mata tidak mendapatkan aliran
darah sehingga saraf mata akan mati.
F.
Prognosis Glaukoma
1.
Glaukoma
Sudut Terbuka
Apabila
ditatalaksana dengan baik, dapat mempertahankan penglihatan tetapi, tidak dapat
sembuh dengan sempurna. Oleh karena itu, perlu kontrol teratur.
2.
Glaukoma Sudut Tertutup
Diagnosis
dan penatalaksanaan yang tepat dan cepat adalah kunci utama untuk
mempertahankan penglihatan. Apabila ditemukan gejala klinik dari glaukoma sudut
tertutu maka perlu penanganan sesegera mungkin.
3.
Glaukoma Kongenital
Diagnosis
dan penatalaksanaan dini sangat penting. Apabila tindakan operatif dapat
dilakukan secara tepat maka prognosis akan lebih baik.
1 komentar:
Terimakasih Informasinya kunjung web saya :
obatglaukoma.utamakansehat.com
beberapa informasi artikel :
obatstroke.utamakansehat.com
obattbckelenjar.utamakansehat.com
obatinsomnia.utamakansehat.com
obathipertiroid.utamakansehat.com
obatdiabetesbasah.utamakansehat.com
obatkencingmaniskering.utamakansehat.com
obatnyerisendi.utamakansehat.com
obatkencingmanis.utamakansehat.com
obatgondokberacun.utamakansehat.com
obateksimbasah.utamakansehat.com
obatkankerserviks.utamakansehat.com
pengobatanparuparubasah.utamakansehat.com
obatkankerserviks.utamakansehat.com
obatdiabetes.utamakansehat.com
obatradangtenggorokan.utamakansehat.com
obatradangpanggul.utamakansehat.com
obatbatuempedu.utamakansehat.com
obatususbuntu.utamakansehat.com
obathernia.utamakansehat.com
obatkankerparuparu.utamakansehat.com
cardiopowercapsule.utamakansehat.com
obatkeputihan.utamakansehat.com
obatkankerpayudara.utamakansehat.com
obatleukimia1.utamakansehat.com
vitaminanak.greenworldglobals.com
Posting Komentar