MAKALAH
Batu Ginjal dan
Batu Saluran Kemih
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Epidemiologi Penyakit Non Menular
Dosen Pengampu : drg. Yunita Dyah Puspita
Santik
Disusun oleh:
RYAN KOKO
JURUSAN ILMU KESEHATAN
MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2 0 1 2
BATU SALURAN KEMIH DAN
BATU GINJAL
A.
Definisi
-
Batu
Saluran Kemih
Penyakit batu saluran
kemih merupakan bagian dari penyakit batu ginjal yang disebabkan oleh kondisi
patologi yang mendasar, seperi gangguan pengeluaran urin dan adanya benda
asing. Gangguan pengeluaran bisa karena striktura, pembesaran prostat, bladder
neck contracture, kelemahan dan kekakuan kandung kemih akibat kelainan
neurogenik, dan semua yang menyebabkan stasis urin.
Batu
Saluran Kemih (BSK) adalah produk
metabolisme yang ada pada filtrat glomeruli normal, sering pada konsentrasi
yang melewati kelarutan maksimumnya. Umumnya
terdapat di saluran kemih
-
Batu
Ginjal
Batu ginjal
adalah gumpalan padat seperti kerikil yang terdapat di berbagai bagian dari
ginjal atau saluran kemih. Batu ginjal terbentuk akibat kelebihan garam dalam
aliran darah yang kemudian mengkristal dalam urin. Ukuran batu ginjal berbagai
macam, dari yang kecil, sedang , sampai besar. Jika pecah kecil, dapat menyebabkan
sakit yang sangat hebat ketika keluar dari ginjal menuju saluran kemih dan
dapat menyebabkan luka ringan dan infeksi pada dinding saluran kemih.
B.
Klasifikasi Batu
Saluran Kemih
Batu
saluran kemih dapat dibagi berdasarkan lokasi terbentuknya, menurut
lokasi
beradanya, menurut keadaan klinik, dan menurut susunan kimianya.
1.Menurut tempat terbentuknya
a.
Batu ginjal
b.
Batu kandung kemih
2.Menurut lokasi keberadaannya :
a.
Batu urin bagian atas (mulai ginjal sampai ureter distal)
b.
Batu urin bagian bawah (Mulai kandung kemih sampai uretra)
3.Menurut Keadaan Klinik :
a.
Batu urin metabolic aktif : bila timbul dalam satu tahun trakhir, batu bertambah
besar atau kencing batu.
b.
Batu urin metabolic inaktif : bila tidak ada gejala seperti yang aktif
c.
Batu urin yang aktifitasnya diketahui (asimtomatik)
d.
Batu urin yang perlu tindakan bedah (surgically active) bila menyebabkan
obstruksi,
infeksi, kolik, hematuria.
4.Menurut susunan kimiawi
Berdasarkan
susunan kimianya batu urin ada beberapa jenis yaitu : batu kalsium okalat, batu
kalsium fosfat, batu asam urat, batu struvit (magnesiumammonium fosfat) dan
batu sistin
a.
Batu Kalsium Oksalat :
Merupakan
jenis batu paling sering dijumpai; yaitu lebih kurang 75 – 85%
dari
seluruh batu urin. Batu ini lebih umum pada wanita, dan rata-rata terjadi pada
usia decade ketiga. Kadang-kadang batu ini dijumpai dalam bentuk murni atau
juga bisa dalam bentuk campuran, misalnya dengan batu kalsium fosfat )biasanya
hidroxy apatite).
Batu
kalsium ini terdiri dari 2 tipe yaitu monohidrat dan dihidrat. Batu kalsium
dihidrat biasanya pecah dengan mudah dengan lithotripsy (suatu teknik non
invasive dengan menggunakan gelombang kejut yang difokuskan pada batu untuk
menghancurkan batu menjadi fragmen-fragmen.) sedangkan batu monohidrat adalah
salah satu diantara jenis batu yang sukar dijadikan fragmen-fragmen.
b. Batu Struvit :
Sekitar 10-15% dari total, terdiri
dari magnesium ammonium fosfat (batu struvit) dan kalsium fosfat. Batu ini
terjadi sekunder terhadap infeksi saluran kemih yang disebabkan bakteri pemecah
urea. Batu dapat tumbuh menjadi lebih besar membentuk batu staghorn dan mengisi
seluruh pelvis dan kaliks ginjal (6,46) Batu dapat tumbuh menjadi lebih besar membentuk
batu staghorn dan mengisi seluruh pelvis dan kaliks ginjal.(6’46) Batu ini
bersifat radioopak dan mempunyai densitas yang berbeda. Diurin kristal batu
struit berbentuk prisma empat persegi panjang. Dikatakan bahwa batu staghorn
dan struit mungkin berhubungan erat dengan destruksi yang cepat dari ginjal’
hal ini mungkin karena proteus merupakan bakteri urease yang poten.
c. Batu asam urat :
Lebih
kurang 5-10% dari seluruh batu saluran kemih dan batu ini tidak mengandung
kalsium dalam bentuk mu rni sehingga tak terlihat dengan sinar X (Radiolusen)
tapi mungkin bisa dilihat dengan USG atau dengan Intra Venous Pyelografy (IVP).
Batu asam urat ini biasanya berukuran kecil, tapi kadang-kadang dapat cukup
besar untuk membentuk batu staghorn, dan biasanya relatif lebih mudah keluar
karena rapuh dan sukar larut dalam urin yang asam. Batu asam urat ini terjadi terutama pada
wanita. Separoh dari penderita batu asam urat menderita gout; dan batu ini
biasanya bersifat famili apakah dengan atau tanpa gout. Dalam urin kristal asam
urat berwarna merah orange. Asam urat anhirat menghasilkan kristal-kristal
kecil yang terlihat amorphous dengan mikroskop cahaya. Dan kristal ini tak bisa
dibedakan dengan kristal apatit. Batu jenis dihidrat cenderung membentuk kristal
seperti tetesan air mata.
d). Batu Sistin : (1-2%)
Lebih
kurang 1-2% dari seluruh BSDK, Batu ini jarang dijumpai (tidak umum), berwarana
kuning jeruk dan berkilau. Sedang kristal sistin diurin tampak seperti plat
segi enam, sangat sukar larut dalam air.(6) Bersifat Radioopak karena mengandung
sulfur.
e). Batu Xantin :
Amat
jarang, bersifat herediter karena defisiensi xaintin oksidase. Namun bisa
bersifat sekunder
karena pemberian alupurinol yang berlebihan.
C.
Faktor
Risiko dan Etiologi
-
Batu
Saluran Kemih
Ada beberapa faktor risiko penyebab dari terbentuknya penyakit batu
ginjal, antara lain :
1. Adanya faktor kelainan pada sistem metabolisme tubuh
terhadap zat-zat
tertentu, seperti kalsium, asam
urat.
2. Faktor dehidarasi yang dipengaruhi oleh kurangnya asupan air putih
sehingga
pembuangan air kemih menjadi
tersumbat.
3. Adanya kelainan pada ginjal itu sendiri yang mengganggu aliran air
kemih.
4. Adanya infeksi yang terjadi pada saluran kandung kemih atau ginjal.
5.Adanya faktor genetika yang dimiliki salah satu anggota keluarga yang
memiliki
riwayat pada penyakit demikian.
Etiologi dari penyakit batu saluran
kemih ini antara lain yaitu adanya retensi partikel
urin, supersaturasi dari urin, dan inhibitor agregasi urin.
-
Batu Ginjal
Penyebab
batu ginjal dapat terjadi disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
-
Kurang minum sehingga menyebabkan sistem metabolisme tubuh tidak
berjalan maksimal. Cairan yang dibutuhkan untuk menggelontor berbagai racun di
dalam tubuh tidak mencukupi. Hal ini mengakibatkan urin mengalami kondensasi
sehingga membentuk butiran seperti batu (batu ginjal).
-
Tubuh memproduksi asam urat di dalam darah terlalu berlebihan
-
Infeksi yang terjadi di dalam ginjal yang mempermudah batu ginjal
terbentuk.
-
Faktor genetik. Jika ditemukan salah satu anggota keluarga menderita
batu ginjal, hampir dimungkinkan keturunannya berpotensi mengalami batu ginjal.
-
Tindakan pencegahan pembentukan batu ginjal tergantung kepada komposisi
batu yang ditemukan pada penderita. Batu ginjal tersebut dianalisa dan
dilakukan pengukuran kadar bahan yang bisa menjadi penyebab batu ginjal di
dalam air kemih.
-
Batu ginjal kebanyakan tidak
diketahui penyebabnya. Namun ada beberapa macam penyakit yang dapat menyebabkan
terjadinya batu ginjal, antara lain : renal tubular acidosis dan medullary
sponge kidney.
D.
Patofisiologi
-
Batu
Saluran Kemih
Batu saluran kemih dibentuk
di saluran kemih yang memiliki kaitan dengan gangguan aliran urine, gangguan
metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan kondisi lainnya yang belum
terungkap secara pasti. Secara epidemiologi, penyakit batu saluran kemih dipengaruhi oleh 2
faktor yakni faktor instrinsik yang disebabkan oleh keadaan tubuh seseorang
yang memungkinkan terserang penyakit batu saluran kemih dan faktor ekstrinsik
yakni disebabkan oleh keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal.
Penyakit batu saluran kemih
Berikut ini uraian singkat dari faktor
instrinsik dan faktor ekstrinsik, yakni:
a. Faktor instrinsik yang dilihat dari :
- Usia
Penyakit batu saluran kemih umumnya terjadi pada usia
30-50 tahun
- Jenis kelamin
Penyakit batu saluran kemih ini 3 akli lebih besar
menyerang kaum pria
dibanding dengan wanita.
- Herediter
Herediter atau faktor keturunan yang juga memainkan dari semua jenis penyakit
yang menjadi alasan suatu penyakit dapat diturunkan oleh
orang tua ke anak.
b. Faktor Ekstrinsik
- Asupan air
Konsumsi air putih mineral
yang kurang dari anjuran yang sebenarnya yakni 8-10 gelas perhari atau setara
dengan 1-2 liter perhari atau lebih disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
tubuh.
Kurangnya asupan air dan
tingginya kadar mineral kalsium pada air yang dikonsumsi dapat meningkatkan
pembentukan batu saluran kemih.
- Perubahan iklim dan
temperatur suhu yang sering berubah.
Seseorang yang tinggal di daerah yang beriklim panas dengan pancaran sinar
matahari yang begitu panas sehingga membuat seseorang cepat mengalami dehidrasi
atau kehausan tingkat tinggi dan peningkatan kebutuhan akan vitamin D3 (vitamin
yang memicu peningkatan eksresi kalsium dan oksalat), sehingga pembentukan batu
saluran kemih semakin cepat.
- Sisi pekerjaan
Mereka yang memiliki
aktivitas dari sebuah pekerjaan yang dihabiskan dengan duduk didepan komputer
namun kurang konsumsi air putih, membuat kerja ginjal semakin sempit dan susah
dalam membuang racun menjadi air kemih dan pembuangan air kemih menjadi semakin
sulit karena tidak ada pergerakan tubuh.
- Letak geografi
Mereka yang tinggal di
daerah lebih tinggi yang lebih dikenal dengan daerah sabuk batu cenderung lebih
banyak memunculkan kemungkinan terbentuknya batu saluran kemih.
E.
Manifestasi
Klinik
Umumnya
batu berasal dari ginjal dan bergerak kearah distal, menciptakan derajat
obstruksi yang bervariasi seperti yang terjadi pada daerah yang sempit seperti
ureteropelvic junction dan ureterovesical junction. Lokasi dan kualitas dari nyeri
berhubungan dengan posisi dari batu dalam saluran kemih. Keluhan khas dari batu
urin bagian atas ialah adanya kolik ginjal disamping rasa tidak enak dipinggang
ataupun
adanya gejala -gejala infeksi saluran kemih bagian baik atas maupun bawah.
Ada
2 madam tipe nyeri yang berasal dari ginjal, yaitu nyeri kolik ginjal dan nyeri
ginjal bukan kolik. Kolik ginjal biasanya disebabkan oleh peregangan urinary collecting
system (sistem pelviokalises), sedangkan nyeri ginjal bukan kolik disebabkan
distensi dari kapsul ginjal. Gejala nyeri ini mungkin timbul bersamaan sehingga
sukar membedakan secara klinik. Namun yang jelas obstruksi saluran kemih adalah
mekanisme utama yang bertanggung jawab untuk terjadinya kolik ginjal. Nyeri
pada kolik ginjal ini bersifat konstan, sedang pada kolik bilier dan intestinal
datangnya bergelombang.
Mekanisme
local seperti inflamasi, edema, hiperperistaltis, iritasi mukosa berperan dalam
menimbulkan nyeri pada pasien batu ginjal. Batu urin ini juga dapat lewat tanpa
gejala dan keluar bersama urin, tapi pada umumnya sering dengan nyeri dan
dengan perdarahan baik gross hematuria ataupun hematuri secara mikrooskopis.
Berat
ringannya gejala yang timbul pada serangan akut tergantung pada lokasi dari
batu, dan beberapa regio biasanya terlibat:
S Kaliks
ginjal : Memberikan ras nyeri ringan sampai berat karena distensi dari kapsul ginjal.
Biasanya batu atau benda lain pada kaliks atau divertikel kaliks dapat
menimbulkan obstruksi atau kolik secara periodic akibat obstruksi yang hilang
timbul. Nyeri terasa dibagian pinggang dan berkurang pada daerah panggul. Batu
kaliks biasanya kecil dan ada beberapa buah, dan bisa lewat secara spontan.
Pada batu yang bukan obstruktif juga dapat menimbulkan kolik secara periodic.
Nyeri biasanya pada bagian dalam dan berkurang pada daerah pinggul dan
belakang.
S Pelvis
Renis : Juga menimbulkan rasa nyeri sedang sampai berat karena distensi dari
kapsul ginjal. Batu dengan diameter > 1 cm umumnya dapat menyebabkan
obstruksi pada ureteropelvic junction, dan menimbulkan nyeri yang hebat pada
sudut kostovertebra, dan juga dibawah iga 12. Batu staghorm parsial atau
komplet tak selalu menyebabkan obstruksi. Dan pada batu yang bukan obstruktif
ini sering gejala lebih sedikit seperti nyeri pinggul dan belakang.
S Ureter
: Nyeri kolik hebat didaerah pinggul dan perut bagian bawah sampai testis dan
urea vulva. Nyeri mungkin lebih berat dan hilang timbul jika batu secara
progresif turun ke ureter dan menimbulkan obstruksi yang hilang timbul. Batu
yang menjadi tertahan pada tempat tertentu akan menyebabkan nyeri berkurang
terutama bila obstruksinya parsial.
S Kandung
kemih : Biasanya asimtomatis dan relatif lebih mudah lewat selama urinasi.
Sekali kali pasien melaporkan pada posisi mana terjadi retensi urin (sumbatan
terjadi saat berdiri dan bebas saat telentang). Biasanya batu dengan ukuran
lebih kecil dengan diameter 5 – 10 mm atau kurang, dapat lewat secara spontan
dan jarang tertahan dikandung kemih, kecuali bila ada obstruksi dan adanya urin
sisa. Perjalanan akut batu ginjal yang berasal dari pelvis renal melalui urete
datangnya sering tiba-tiba dengan gejala berupa nyeri kolik yang ekstrim/sangat
hebat, sehingga kadang-kadang merupakan keadaan gawat darurat yang memerlukan
tindakan/manajemen batu ginjal akut.
Selain
nyeri, gejala lain yang mungkin timbul, yaitu
o Hematuri
: Pasien sering mengeluh hematuria atau urin berwarna seperti teh. Namun lebih
kurang 10-15% penderita batu urin tidak menderita hematuria. Urinalisa yang
komplet membantu diagnosis batu urin dengan adanya hematuria, kristaluria, dan
kelainan Ph urin.
o Infeksi
: Biasanya dengan gejala-gejala menggigil, demam, nyeri pinggang, nausea serta
muntah dan disuria. Secara umum infeksi pada batu struvit (batu infeksi)
berhubungan dengan infeksi dari Proteus sp, Pseudomonas sp, Klebsiella sp. dan
jarang dengan E.coli. Batu kalsium fosfat adalah variasi kedua dari batu
infeksi.
o Demam
: Hubungan batu urin dengan demam adalah merupakan kedaruratan medik relatif.
Tanda-tanda klinik sepsis adalah bervariasi termasuk demam, takikardi,
hipotensi dan vaodilatasi perifer. Demam akibat obstruksi saluran kemih
memerlukan dekompresi segera.
o Mual
dan muntah : Obstruksi saluran kemih bagian atas sering menimbulkan mual dan
muntah.
F.
Diagnosa
Adanya
batu saluran kemih ini dapat diketahui berdasarkan gejala-gejala klinis yang
dijumpai, adanya riwayat batu dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan radiologis
atau dengan IVU pada batu radiolusen. Selain itu pemeriksaan biokimia dari
darah puasa dan urin 24 jam dapat memperkirakan penyakit yang menyertai atau
menyebabkan terjadinya batu.
Pemeriksaan
1.Pemeriksaan Fisik.
Permeriksaan
fisik yang lengkap merupakan komponen yang penting dalam mengevaluasi beberapa
pasien yang diduga menderita batu urin. Secara klasik pasien datang dengan
keluhan kolik ginjal khasnya dengan nyeri yang hebat dan menggeliat kesakitan,
sering dengan usaha macam- macam untuk mengurangi rasa
sakit.
Fakta ini membantu membedakan dengan pasien iritasi peritoneum dimana untuk
mengurangi rasa sakit pasien tidak berani bergerak.
Hasil
pemeriksaan fisik lain dapat berupa :
·
Komponen lain dari kolik ginjal : takikardia, keringatan, mual
·
Demam : Tak selalu, jika ada mungkin hidronefrosis dengan infeksi, Pionefrosis
atau abses perinefrik.
·
Pada keadaan akut paling sering ditemukan adalah kelembutan didaerah pinggul
(flank tenderness) ini disebabkan oleh hidronefrosis diakibatkan obstruksi
sementara yaitu saat batu melewati ureter menuju kandung kemih.
·
Pemeriksaan abdomen dan genetalia biasanya meragukan (harus hati-hati).
Bila
pasien merasakan nyeri didaerah terebut, tapi tanda-tanda kelainan tidak ada
dijumpai, maka kemungkinan nyeri berasal dari batu ginjal.
2.Pemeriksaan Laboratorium
Pada
urin rutin biasanya dijumpai hematuria, piria, dan kadang-kadang kristaluria.
Hematuri bisanya terlihat secara mikroskopis, dan derajad hematuria bukan
merupakan ukuran untuk memperkirakan besar batu atau kemungkinan lewatnya
suatu
batu. Tidak dijumpai hematuria secara mikroskopis pada urinalisis tidaklah
menyingkirkan
adanya suatu batu saluran kemih, dan lebih kurang 10% penderita
batu
urin dijumpai darah didalam urinnya.
Bakteriuria
biasanya tidak dijumpai kecuali bila pasien secara bersamaan menderita ISK
Meskipun ISK bukan secara langsung merupakan konsekuensi dari batu, tapi ISK
dapat terjadi setelah instrumentasi atau pemakaian alat seperti kateter pada
bedah traktus urinarius ataupun dalam pengobtan batu ginjal.
Pemeriksaan
pH urin <5 menyokong suatu batu asam urat, sedang bila terjadi peningkatan
pH (7 atau lebih tinggi) menyokong adanya organisme pemecah urea seperti
Proteus sp. Klebsiella sp. dan Pseudomonas sp dan batu struvit.
Pemeriksaan
biokimia yang perlu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempermudah
terbentuknya batu dan juga kemungkinan-kemungkinan penyakit
yang
menyertainya antara lain,
a.
darah puasa :
§
Kalsium : hiperparatiroid primer, idiopatik
§
Penurunan Fosfat : hiperparatiroid primer, idipatik
§
Asam Urat : Batu asam urat dan Alkali fosfatase
§
Penurunan Bikarbonat : menyokong adanya Renal tubular asidosis, berhubungan
dengan pembentukan batu Kalsium.
b.
Koleksi urin 24 jam
§
Kalsium oksalat saturasi : idiopatik, hiperparatiroid primer, hiperoksaluria
congenital dan Hiperoksaluria enteric
§
Kalsium fosfat saturasi : Hiperparatiroid primer, Renal tubular
asidosis,infeksi
§
Magnesium ammonium fosfat : infeksi
§
Saturasi asam urat : batu asam urat
§
Saturasi Sistim : Batu Sistin
3.Pemeriksaan Radiologik
Untuk
diagnosa pasti adanya batu adalah dengan IVP dan foto polos abdomen atau BNO.
Namun pada keadaan tertentu misalnya wanita hamil, ada riwayat tak tahan dengan
zat kontras, ditentukan dengan pemeriksaan USG. Dikatakan USG lebih sensitive
untuk mendeteksi batu ureteral vesical junction dibandingkan dengan IVP, namun juga dikatakan bahwa USG tidak dapat
mendeteksi batu
ureter
tengah dan distal.
Pemeriksaan
Radiologik lain bisa berupa
·
Pielografi retrograd dilakukan bila
§
IVP tidak informative
§
Alergi zat kontras
§
IVP tidak mungkin dilakukan
·
CT-Scan
·
Nuclear scintigraphy; untuk menilai fungsi ginjal
G.
Penatalaksanaan
Pada
garis besarnya penatalaksanaan batu saluran kemih dibagi daua :
1.
Mengeluarkan batu dan
2.
Mencegah kekambuhan
Mengeluarkan
batu ada 2 cara :
1.
Tindakan (bedah terbuka, lithotripsy,percutaneous nephhrostomy dan lainlain)
2.
Konservasi : Observasi dan Diuresis paksa
Pengeluaran batu saluran kemih dilakukan
dengan tindakan apabila:
a.
Adanya sumbatan total atau subtotal yang berlangsung lama tanpa adanya
tanda-tanda penurunan
b.
Adanya infeksi atau nanah diatas batu merupakan keadaan yang harus segera
dilakukan tindakan (missal; bedah, lithoripsy).
c.
Batu dengan ukuran 0,5 cm tanpa ada tanda-tanda penurunan
d.
Nyeri hebat yang tidak berhasil dengan analgetik
e.
Sumbatan pada salah satu ginjal yang menyebabkan terjadinya uremia
f.
Adanya batu yang menyebabkan penurunan fungsi ginjal
Namun
biasanya tindakan dikerjakan jika diameter batu 8-10 mm atau lebih. Pengeluaran
batu konservatif dilakukan bila cara-cara yang memerlukan tindakan dapat
disingkirkan. Cara ini dilakukan berupa diuresis paksa dengan ketentuan:
1)
Batu ureter sepertiga tengah atau sepertiga distal
2)
Tidak ada penyumbatan total
3)
Batu memiliki diameter kecil
H.
Pencegahan
Setelah
keluarnya batu baik secara spontan (konsevatif) maupun dengan tindakan
(seperti; bedah terbuka, ESWL,dll) perlu dilakukan tindakan pencegahan
kekambuhan batu. Kekambuhan batu saluran kemih ini dapat terjadi pada 20-30%
pasien dan pada beberapa pasien yang mengeluarkan batu secara spontan setiap
tahun. Ada juga literature yang mengatakan bahwa secara umum hampir 50% pasien
mengalami batu kambuhan dalam 5 thaun.(34) Untuk itu perlu melakukan pemeriksaan
darah dan urinalisa untuk mencari/menemukan faktor resiko untuk pembentukan
batu.
Tindakan umum pencegahan batu saluran kemih yaitu
dengan minum yang banyak sehingga didapatkan volume urin minimal 2,5-3,5L/24
jam tergantung suhu dan aktifitas pasien, dan berusaha menghindarkan diri dari
keadaan yang menjurus kearah dehidrasi. Minum malam hari diusahakan jumlah yang
cukup sesuai dengan ukuran kencing yang dikeluarkan (berkemih 1sampai 2 kali peramlam).
Pada
beberapa pasien, selain tindakan umum (minum), modifiksi diet dan
obat
-obatan mungkin diperlukan untuk mencegah kambuhnya batu ginjal. Beberapa
tindakan pencegahan kekambuhan yang
sesuai dengan jenis-jenis batu penyebabnya, yaitu
a. Terhadap
Batu Kalsium Oksalat/fosfat
·
Dapat dengan modifikasi
diet dan terapi obat-obatan.
·
Kurangi konsumsi soft
drink. Karena soft drink yang mengandung asam fosfat berhubungan dengan
peningkatan 15% kekambuhan batu dalam 3 tahun. Bagaimana mekanisme tak begitu
jelas, tapi diduga sedikit kelebihan asam akan meningkatkan ekresi kalsium dan
asam urat.
·
Kurangi makan protein
terutama protein hewani karena banyak mengandung asam amino yang mengandung sulfur.
Hasil metabolismenya akan meningkatkan asam sulfur dan ini akan berpengaruh
terhadap ekresi kalsium, asam urat dan sitrat. Juga dianjurkan mengurangi
konsumsi makanan yang mengandung oksalat, seperti teh, kopi, bayam, dan
lain-lain
·
Obat-obatan :
Obat-obatan
yang dapat digunakan yaitu thiazide, Alupurinol, Pemberian Kalium sitrat, kalium
bikarbonat, natrium bikarbonat serta jouice orange sebagai alternatif untuk meningkatkan
pH urin, dan Selulosa fosfat akan mengikat kalsium dan eksresi di urin Diuretik.
b.Terhadap
batu asam urat :
Sering terjadi karena pH urin yang
rendah karena itu perlu diusahakan selain mengatasi hiperurikosuria juga perlu
alkalinisasi urin. Dalam hal ini dianjurkan
pemberian allopurinol dan Natrium
Bikarbonat secukupnya.
c. Terhadap
batu sistin :
Pemberian cairan yang banyk dan
alkalinisasi urin. Namun sering tidak adekuat untuk mencegah pembentukan batu
sistin. Disamping pemberian minum
yang cukup banyak pemberian
Penicillamine 0,25-1,5mg / hari akan mencegah
kekambuhan dan pH dibuat 8.
1 komentar:
informatif makalahnya, bisa menjadi referensi..
Posting Komentar