ryan koko's. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

BATU SALURAN KEMIH DAN BATU GINJAL



MAKALAH
Batu Ginjal dan Batu Saluran Kemih
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Epidemiologi Penyakit Non Menular
Dosen Pengampu : drg. Yunita Dyah Puspita Santik



Disusun oleh:
        RYAN KOKO





JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2 0 1 2









BATU SALURAN KEMIH DAN BATU GINJAL

A.    Definisi
-          Batu Saluran Kemih
Penyakit batu saluran kemih merupakan bagian dari penyakit batu ginjal yang disebabkan oleh kondisi patologi yang mendasar, seperi gangguan pengeluaran urin dan adanya benda asing. Gangguan pengeluaran bisa karena striktura, pembesaran prostat, bladder neck contracture, kelemahan dan kekakuan kandung kemih akibat kelainan neurogenik, dan semua yang menyebabkan stasis urin.
Batu Saluran Kemih (BSK) adalah produk metabolisme yang ada pada filtrat glomeruli normal, sering pada konsentrasi yang melewati kelarutan maksimumnya. Umumnya terdapat di saluran kemih
-          Batu Ginjal
Batu ginjal adalah gumpalan padat seperti kerikil yang terdapat di berbagai bagian dari ginjal atau saluran kemih. Batu ginjal terbentuk akibat kelebihan garam dalam aliran darah yang kemudian mengkristal dalam urin. Ukuran batu ginjal berbagai macam, dari yang kecil, sedang , sampai besar. Jika pecah kecil, dapat menyebabkan sakit yang sangat hebat ketika keluar dari ginjal menuju saluran kemih dan dapat menyebabkan luka ringan dan infeksi pada dinding  saluran kemih.

B.     Klasifikasi Batu Saluran Kemih
Batu saluran kemih dapat dibagi berdasarkan lokasi terbentuknya, menurut
lokasi beradanya, menurut keadaan klinik, dan menurut susunan kimianya.
1.Menurut tempat terbentuknya
a. Batu ginjal
b. Batu kandung kemih
2.Menurut lokasi keberadaannya :
a. Batu urin bagian atas (mulai ginjal sampai ureter distal)
b. Batu urin bagian bawah (Mulai kandung kemih sampai uretra)
3.Menurut Keadaan Klinik :
a. Batu urin metabolic aktif : bila timbul dalam satu tahun trakhir, batu bertambah
  besar atau kencing batu.
b. Batu urin metabolic inaktif : bila tidak ada gejala seperti yang aktif
c. Batu urin yang aktifitasnya diketahui (asimtomatik)
d. Batu urin yang perlu tindakan bedah (surgically active) bila menyebabkan
obstruksi, infeksi, kolik, hematuria.
4.Menurut susunan kimiawi
Berdasarkan susunan kimianya batu urin ada beberapa jenis yaitu : batu kalsium okalat, batu kalsium fosfat, batu asam urat, batu struvit (magnesiumammonium fosfat) dan batu sistin
a. Batu Kalsium Oksalat :
Merupakan jenis batu paling sering dijumpai; yaitu lebih kurang 75 – 85%
dari seluruh batu urin. Batu ini lebih umum pada wanita, dan rata-rata terjadi pada usia decade ketiga. Kadang-kadang batu ini dijumpai dalam bentuk murni atau juga bisa dalam bentuk campuran, misalnya dengan batu kalsium fosfat )biasanya hidroxy apatite).
Batu kalsium ini terdiri dari 2 tipe yaitu monohidrat dan dihidrat. Batu kalsium dihidrat biasanya pecah dengan mudah dengan lithotripsy (suatu teknik non invasive dengan menggunakan gelombang kejut yang difokuskan pada batu untuk menghancurkan batu menjadi fragmen-fragmen.) sedangkan batu monohidrat adalah salah satu diantara jenis batu yang sukar dijadikan fragmen-fragmen.
b. Batu Struvit :
Sekitar 10-15% dari total, terdiri dari magnesium ammonium fosfat (batu struvit) dan kalsium fosfat. Batu ini terjadi sekunder terhadap infeksi saluran kemih yang disebabkan bakteri pemecah urea. Batu dapat tumbuh menjadi lebih besar membentuk batu staghorn dan mengisi seluruh pelvis dan kaliks ginjal (6,46) Batu dapat tumbuh menjadi lebih besar membentuk batu staghorn dan mengisi seluruh pelvis dan kaliks ginjal.(6’46) Batu ini bersifat radioopak dan mempunyai densitas yang berbeda. Diurin kristal batu struit berbentuk prisma empat persegi panjang. Dikatakan bahwa batu staghorn dan struit mungkin berhubungan erat dengan destruksi yang cepat dari ginjal’ hal ini mungkin karena proteus merupakan bakteri urease yang poten.
c. Batu asam urat :
Lebih kurang 5-10% dari seluruh batu saluran kemih dan batu ini tidak mengandung kalsium dalam bentuk mu rni sehingga tak terlihat dengan sinar X (Radiolusen) tapi mungkin bisa dilihat dengan USG atau dengan Intra Venous Pyelografy (IVP). Batu asam urat ini biasanya berukuran kecil, tapi kadang-kadang dapat cukup besar untuk membentuk batu staghorn, dan biasanya relatif lebih mudah keluar karena rapuh dan sukar larut dalam urin yang asam.  Batu asam urat ini terjadi terutama pada wanita. Separoh dari penderita batu asam urat menderita gout; dan batu ini biasanya bersifat famili apakah dengan atau tanpa gout. Dalam urin kristal asam urat berwarna merah orange. Asam urat anhirat menghasilkan kristal-kristal kecil yang terlihat amorphous dengan mikroskop cahaya. Dan kristal ini tak bisa dibedakan dengan kristal apatit. Batu jenis dihidrat cenderung membentuk kristal seperti tetesan air mata.
d). Batu Sistin : (1-2%)
Lebih kurang 1-2% dari seluruh BSDK, Batu ini jarang dijumpai (tidak umum), berwarana kuning jeruk dan berkilau. Sedang kristal sistin diurin tampak seperti plat segi enam, sangat sukar larut dalam air.(6) Bersifat Radioopak karena mengandung sulfur.
e). Batu Xantin :
Amat jarang, bersifat herediter karena defisiensi xaintin oksidase. Namun bisa
bersifat sekunder karena pemberian alupurinol yang berlebihan.

C.    Faktor Risiko dan Etiologi
-          Batu Saluran Kemih
Ada beberapa faktor risiko penyebab dari terbentuknya penyakit batu ginjal, antara lain :
1.  Adanya faktor kelainan pada sistem metabolisme tubuh terhadap zat-zat
    tertentu, seperti kalsium, asam urat.
2. Faktor dehidarasi yang dipengaruhi oleh kurangnya asupan air putih sehingga
    pembuangan air kemih menjadi tersumbat.
3. Adanya kelainan pada ginjal itu sendiri yang mengganggu aliran air kemih.
4. Adanya infeksi yang terjadi pada saluran kandung kemih atau ginjal.
5.Adanya faktor genetika yang dimiliki salah satu anggota keluarga yang memiliki
  riwayat pada penyakit demikian.
Etiologi dari penyakit batu saluran kemih ini antara lain yaitu adanya retensi partikel
urin, supersaturasi dari urin, dan inhibitor agregasi urin.



-          Batu Ginjal
Penyebab batu ginjal dapat terjadi disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
-          Kurang minum sehingga menyebabkan sistem metabolisme tubuh tidak berjalan maksimal. Cairan yang dibutuhkan untuk menggelontor berbagai racun di dalam tubuh tidak mencukupi. Hal ini mengakibatkan urin mengalami kondensasi sehingga membentuk butiran seperti batu (batu ginjal).
-          Tubuh memproduksi asam urat di dalam darah terlalu berlebihan
-          Infeksi yang terjadi di dalam ginjal yang mempermudah batu ginjal terbentuk.
-          Faktor genetik. Jika ditemukan salah satu anggota keluarga menderita batu ginjal, hampir dimungkinkan keturunannya berpotensi mengalami batu ginjal.
-          Tindakan pencegahan pembentukan batu ginjal tergantung kepada komposisi batu yang ditemukan pada penderita. Batu ginjal tersebut dianalisa dan dilakukan pengukuran kadar bahan yang bisa menjadi penyebab batu ginjal di dalam air kemih.
-          Batu ginjal kebanyakan tidak diketahui penyebabnya. Namun ada beberapa macam penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya batu ginjal, antara lain : renal tubular acidosis dan medullary sponge kidney.

D.    Patofisiologi
-          Batu Saluran Kemih
Batu saluran kemih dibentuk di saluran kemih yang memiliki kaitan dengan gangguan aliran urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan kondisi lainnya yang belum terungkap secara pasti. Secara epidemiologi,  penyakit batu saluran kemih dipengaruhi oleh 2 faktor yakni faktor instrinsik yang disebabkan oleh keadaan tubuh seseorang yang memungkinkan terserang penyakit batu saluran kemih dan faktor ekstrinsik yakni disebabkan oleh keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal.
Penyakit batu saluran kemih
Berikut ini uraian singkat dari faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik, yakni:
a. Faktor instrinsik yang dilihat dari :
- Usia
  Penyakit batu saluran kemih umumnya terjadi pada usia 30-50 tahun
- Jenis kelamin
   Penyakit batu saluran kemih ini 3 akli lebih besar menyerang kaum pria
   dibanding dengan wanita.
- Herediter
   Herediter atau faktor keturunan yang juga memainkan dari semua jenis penyakit
   yang menjadi alasan suatu penyakit dapat diturunkan oleh orang tua ke anak.
b. Faktor Ekstrinsik
- Asupan air
Konsumsi air putih mineral yang kurang dari anjuran yang sebenarnya yakni 8-10 gelas perhari atau setara dengan 1-2 liter perhari atau lebih disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi tubuh.
Kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium pada air yang dikonsumsi dapat meningkatkan pembentukan batu saluran kemih.
- Perubahan iklim dan temperatur suhu yang sering berubah.
Seseorang yang tinggal di daerah yang beriklim panas dengan pancaran sinar matahari yang begitu panas sehingga membuat seseorang cepat mengalami dehidrasi atau kehausan tingkat tinggi dan peningkatan kebutuhan akan vitamin D3 (vitamin yang memicu peningkatan eksresi kalsium dan oksalat), sehingga pembentukan batu saluran kemih semakin cepat.
- Sisi pekerjaan
Mereka yang memiliki aktivitas dari sebuah pekerjaan yang dihabiskan dengan duduk didepan komputer namun kurang konsumsi air putih, membuat kerja ginjal semakin sempit dan susah dalam membuang racun menjadi air kemih dan pembuangan air kemih menjadi semakin sulit karena tidak ada pergerakan tubuh.
- Letak geografi
Mereka yang tinggal di daerah lebih tinggi yang lebih dikenal dengan daerah sabuk batu cenderung lebih banyak memunculkan kemungkinan terbentuknya batu saluran kemih.

E.     Manifestasi Klinik
Umumnya batu berasal dari ginjal dan bergerak kearah distal, menciptakan derajat obstruksi yang bervariasi seperti yang terjadi pada daerah yang sempit seperti ureteropelvic junction dan ureterovesical junction. Lokasi dan kualitas dari nyeri berhubungan dengan posisi dari batu dalam saluran kemih. Keluhan khas dari batu urin bagian atas ialah adanya kolik ginjal disamping rasa tidak enak dipinggang
ataupun adanya gejala -gejala infeksi saluran kemih bagian baik atas maupun bawah.
Ada 2 madam tipe nyeri yang berasal dari ginjal, yaitu nyeri kolik ginjal dan nyeri ginjal bukan kolik. Kolik ginjal biasanya disebabkan oleh peregangan urinary collecting system (sistem pelviokalises), sedangkan nyeri ginjal bukan kolik disebabkan distensi dari kapsul ginjal. Gejala nyeri ini mungkin timbul bersamaan sehingga sukar membedakan secara klinik. Namun yang jelas obstruksi saluran kemih adalah mekanisme utama yang bertanggung jawab untuk terjadinya kolik ginjal. Nyeri pada kolik ginjal ini bersifat konstan, sedang pada kolik bilier dan intestinal datangnya bergelombang.
Mekanisme local seperti inflamasi, edema, hiperperistaltis, iritasi mukosa berperan dalam menimbulkan nyeri pada pasien batu ginjal. Batu urin ini juga dapat lewat tanpa gejala dan keluar bersama urin, tapi pada umumnya sering dengan nyeri dan dengan perdarahan baik gross hematuria ataupun hematuri secara mikrooskopis.
Berat ringannya gejala yang timbul pada serangan akut tergantung pada lokasi dari batu, dan beberapa regio biasanya terlibat:
S Kaliks ginjal : Memberikan ras nyeri ringan sampai berat karena distensi dari kapsul ginjal. Biasanya batu atau benda lain pada kaliks atau divertikel kaliks dapat menimbulkan obstruksi atau kolik secara periodic akibat obstruksi yang hilang timbul. Nyeri terasa dibagian pinggang dan berkurang pada daerah panggul. Batu kaliks biasanya kecil dan ada beberapa buah, dan bisa lewat secara spontan. Pada batu yang bukan obstruktif juga dapat menimbulkan kolik secara periodic. Nyeri biasanya pada bagian dalam dan berkurang pada daerah pinggul dan belakang.
S Pelvis Renis : Juga menimbulkan rasa nyeri sedang sampai berat karena distensi dari kapsul ginjal. Batu dengan diameter > 1 cm umumnya dapat menyebabkan obstruksi pada ureteropelvic junction, dan menimbulkan nyeri yang hebat pada sudut kostovertebra, dan juga dibawah iga 12. Batu staghorm parsial atau komplet tak selalu menyebabkan obstruksi. Dan pada batu yang bukan obstruktif ini sering gejala lebih sedikit seperti nyeri pinggul dan belakang.
S Ureter : Nyeri kolik hebat didaerah pinggul dan perut bagian bawah sampai testis dan urea vulva. Nyeri mungkin lebih berat dan hilang timbul jika batu secara progresif turun ke ureter dan menimbulkan obstruksi yang hilang timbul. Batu yang menjadi tertahan pada tempat tertentu akan menyebabkan nyeri berkurang terutama bila obstruksinya parsial.
S Kandung kemih : Biasanya asimtomatis dan relatif lebih mudah lewat selama urinasi. Sekali kali pasien melaporkan pada posisi mana terjadi retensi urin (sumbatan terjadi saat berdiri dan bebas saat telentang). Biasanya batu dengan ukuran lebih kecil dengan diameter 5 – 10 mm atau kurang, dapat lewat secara spontan dan jarang tertahan dikandung kemih, kecuali bila ada obstruksi dan adanya urin sisa. Perjalanan akut batu ginjal yang berasal dari pelvis renal melalui urete datangnya sering tiba-tiba dengan gejala berupa nyeri kolik yang ekstrim/sangat hebat, sehingga kadang-kadang merupakan keadaan gawat darurat yang memerlukan tindakan/manajemen batu ginjal akut.
Selain nyeri, gejala lain yang mungkin timbul, yaitu
o   Hematuri : Pasien sering mengeluh hematuria atau urin berwarna seperti teh. Namun lebih kurang 10-15% penderita batu urin tidak menderita hematuria. Urinalisa yang komplet membantu diagnosis batu urin dengan adanya hematuria, kristaluria, dan kelainan Ph urin.
o   Infeksi : Biasanya dengan gejala-gejala menggigil, demam, nyeri pinggang, nausea serta muntah dan disuria. Secara umum infeksi pada batu struvit (batu infeksi) berhubungan dengan infeksi dari Proteus sp, Pseudomonas sp, Klebsiella sp. dan jarang dengan E.coli. Batu kalsium fosfat adalah variasi kedua dari batu infeksi.
o   Demam : Hubungan batu urin dengan demam adalah merupakan kedaruratan medik relatif. Tanda-tanda klinik sepsis adalah bervariasi termasuk demam, takikardi, hipotensi dan vaodilatasi perifer. Demam akibat obstruksi saluran kemih memerlukan dekompresi segera.
o   Mual dan muntah : Obstruksi saluran kemih bagian atas sering menimbulkan mual dan muntah.

F.     Diagnosa
Adanya batu saluran kemih ini dapat diketahui berdasarkan gejala-gejala klinis yang dijumpai, adanya riwayat batu dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan radiologis atau dengan IVU pada batu radiolusen. Selain itu pemeriksaan biokimia dari darah puasa dan urin 24 jam dapat memperkirakan penyakit yang menyertai atau menyebabkan terjadinya batu.

Pemeriksaan
1.Pemeriksaan Fisik.
Permeriksaan fisik yang lengkap merupakan komponen yang penting dalam mengevaluasi beberapa pasien yang diduga menderita batu urin. Secara klasik pasien datang dengan keluhan kolik ginjal khasnya dengan nyeri yang hebat dan menggeliat kesakitan, sering dengan usaha macam- macam untuk mengurangi rasa
sakit. Fakta ini membantu membedakan dengan pasien iritasi peritoneum dimana untuk mengurangi rasa sakit pasien tidak berani bergerak.
Hasil pemeriksaan fisik lain dapat berupa :
· Komponen lain dari kolik ginjal : takikardia, keringatan, mual
· Demam : Tak selalu, jika ada mungkin hidronefrosis dengan infeksi, Pionefrosis atau abses perinefrik.
· Pada keadaan akut paling sering ditemukan adalah kelembutan didaerah pinggul (flank tenderness) ini disebabkan oleh hidronefrosis diakibatkan obstruksi sementara yaitu saat batu melewati ureter menuju kandung kemih.
· Pemeriksaan abdomen dan genetalia biasanya meragukan (harus hati-hati).
Bila pasien merasakan nyeri didaerah terebut, tapi tanda-tanda kelainan tidak ada dijumpai, maka kemungkinan nyeri berasal dari batu ginjal.

2.Pemeriksaan Laboratorium
Pada urin rutin biasanya dijumpai hematuria, piria, dan kadang-kadang kristaluria. Hematuri bisanya terlihat secara mikroskopis, dan derajad hematuria bukan merupakan ukuran untuk memperkirakan besar batu atau kemungkinan lewatnya
suatu batu. Tidak dijumpai hematuria secara mikroskopis pada urinalisis tidaklah
menyingkirkan adanya suatu batu saluran kemih, dan lebih kurang 10% penderita
batu urin dijumpai darah didalam urinnya.
Bakteriuria biasanya tidak dijumpai kecuali bila pasien secara bersamaan menderita ISK Meskipun ISK bukan secara langsung merupakan konsekuensi dari batu, tapi ISK dapat terjadi setelah instrumentasi atau pemakaian alat seperti kateter pada bedah traktus urinarius ataupun dalam pengobtan batu ginjal.
Pemeriksaan pH urin <5 menyokong suatu batu asam urat, sedang bila terjadi peningkatan pH (7 atau lebih tinggi) menyokong adanya organisme pemecah urea seperti Proteus sp. Klebsiella sp. dan Pseudomonas sp dan batu struvit.
Pemeriksaan biokimia yang perlu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempermudah terbentuknya batu dan juga kemungkinan-kemungkinan penyakit
yang menyertainya antara lain,
a. darah puasa :
§ Kalsium : hiperparatiroid primer, idiopatik
§ Penurunan Fosfat : hiperparatiroid primer, idipatik
§ Asam Urat : Batu asam urat dan Alkali fosfatase
§ Penurunan Bikarbonat : menyokong adanya Renal tubular asidosis, berhubungan dengan pembentukan batu Kalsium.
b. Koleksi urin 24 jam
§ Kalsium oksalat saturasi : idiopatik, hiperparatiroid primer, hiperoksaluria congenital dan Hiperoksaluria enteric
§ Kalsium fosfat saturasi : Hiperparatiroid primer, Renal tubular asidosis,infeksi
§ Magnesium ammonium fosfat : infeksi
§ Saturasi asam urat : batu asam urat
§ Saturasi Sistim : Batu Sistin

3.Pemeriksaan Radiologik
Untuk diagnosa pasti adanya batu adalah dengan IVP dan foto polos abdomen atau BNO. Namun pada keadaan tertentu misalnya wanita hamil, ada riwayat tak tahan dengan zat kontras, ditentukan dengan pemeriksaan USG. Dikatakan USG lebih sensitive untuk mendeteksi batu ureteral vesical junction dibandingkan dengan IVP,  namun juga dikatakan bahwa USG tidak dapat mendeteksi batu
ureter tengah dan distal.
Pemeriksaan Radiologik lain bisa berupa
· Pielografi retrograd dilakukan bila
§ IVP tidak informative
§ Alergi zat kontras
§ IVP tidak mungkin dilakukan
· CT-Scan
· Nuclear scintigraphy; untuk menilai fungsi ginjal

G.    Penatalaksanaan
Pada garis besarnya penatalaksanaan batu saluran kemih dibagi daua :
1. Mengeluarkan batu dan
2. Mencegah kekambuhan
Mengeluarkan batu ada 2 cara :
1. Tindakan (bedah terbuka, lithotripsy,percutaneous nephhrostomy dan lainlain)
2. Konservasi : Observasi dan Diuresis paksa

Pengeluaran batu saluran kemih dilakukan dengan tindakan apabila:
a. Adanya sumbatan total atau subtotal yang berlangsung lama tanpa adanya tanda-tanda penurunan
b. Adanya infeksi atau nanah diatas batu merupakan keadaan yang harus segera dilakukan tindakan (missal; bedah, lithoripsy).
c. Batu dengan ukuran 0,5 cm tanpa ada tanda-tanda penurunan
d. Nyeri hebat yang tidak berhasil dengan analgetik
e. Sumbatan pada salah satu ginjal yang menyebabkan terjadinya uremia
f. Adanya batu yang menyebabkan penurunan fungsi ginjal
Namun biasanya tindakan dikerjakan jika diameter batu 8-10 mm atau lebih. Pengeluaran batu konservatif dilakukan bila cara-cara yang memerlukan tindakan dapat disingkirkan. Cara ini dilakukan berupa diuresis paksa dengan ketentuan:
1) Batu ureter sepertiga tengah atau sepertiga distal
2) Tidak ada penyumbatan total
3) Batu memiliki diameter kecil

H.    Pencegahan
Setelah keluarnya batu baik secara spontan (konsevatif) maupun dengan tindakan (seperti; bedah terbuka, ESWL,dll) perlu dilakukan tindakan pencegahan kekambuhan batu. Kekambuhan batu saluran kemih ini dapat terjadi pada 20-30% pasien dan pada beberapa pasien yang mengeluarkan batu secara spontan setiap tahun. Ada juga literature yang mengatakan bahwa secara umum hampir 50% pasien mengalami batu kambuhan dalam 5 thaun.(34) Untuk itu perlu melakukan pemeriksaan darah dan urinalisa untuk mencari/menemukan faktor resiko untuk pembentukan batu.
Tindakan umum pencegahan batu saluran kemih yaitu dengan minum yang banyak sehingga didapatkan volume urin minimal 2,5-3,5L/24 jam tergantung suhu dan aktifitas pasien, dan berusaha menghindarkan diri dari keadaan yang menjurus kearah dehidrasi. Minum malam hari diusahakan jumlah yang cukup sesuai dengan ukuran kencing yang dikeluarkan (berkemih 1sampai 2 kali peramlam).
Pada beberapa pasien, selain tindakan umum (minum), modifiksi diet dan
obat -obatan mungkin diperlukan untuk mencegah kambuhnya batu ginjal. Beberapa tindakan pencegahan kekambuhan  yang sesuai dengan jenis-jenis batu penyebabnya, yaitu
a.       Terhadap Batu Kalsium Oksalat/fosfat
·           Dapat dengan modifikasi diet dan terapi obat-obatan.
·           Kurangi konsumsi soft drink. Karena soft drink yang mengandung asam fosfat berhubungan dengan peningkatan 15% kekambuhan batu dalam 3 tahun. Bagaimana mekanisme tak begitu jelas, tapi diduga sedikit kelebihan asam akan meningkatkan ekresi kalsium dan asam urat.
·           Kurangi makan protein terutama protein hewani karena banyak mengandung asam amino yang mengandung sulfur. Hasil metabolismenya akan meningkatkan asam sulfur dan ini akan berpengaruh terhadap ekresi kalsium, asam urat dan sitrat. Juga dianjurkan mengurangi konsumsi makanan yang mengandung oksalat, seperti teh, kopi, bayam, dan lain-lain
·           Obat-obatan :
Obat-obatan yang dapat digunakan yaitu thiazide, Alupurinol, Pemberian Kalium sitrat, kalium bikarbonat, natrium bikarbonat serta jouice orange sebagai alternatif untuk meningkatkan pH urin, dan Selulosa fosfat akan mengikat kalsium dan eksresi di urin Diuretik.
b.Terhadap batu asam urat :
Sering terjadi karena pH urin yang rendah karena itu perlu diusahakan selain mengatasi hiperurikosuria juga perlu alkalinisasi urin. Dalam hal ini dianjurkan
pemberian allopurinol dan Natrium Bikarbonat secukupnya.
c. Terhadap batu sistin :
Pemberian cairan yang banyk dan alkalinisasi urin. Namun sering tidak adekuat untuk mencegah pembentukan batu sistin. Disamping pemberian minum
yang cukup banyak pemberian Penicillamine 0,25-1,5mg / hari akan mencegah
kekambuhan dan pH dibuat 8.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Anonim mengatakan...

informatif makalahnya, bisa menjadi referensi..

Posting Komentar